Solo (ANTARA News) - Ribuan masyarakat dari berbagai elemen di Surakarta turun ke sepanjang Jalan Slamet Riyadi di Kota Solo, Sabtu, untuk mengikuti acara "Kirab Solo Membatik Dunia", dalam rangka mensyukuri pengakuan batik sebagai warisan dunia dari Indonesia oleh UNESCO.

Ribuan peserta kirab batik di Kota Solo tersebut diikuti antara lain pelajar, pengusaha, perkantoran pemerintahan, swasta, seniman, paguyuban pedagang pasar tradisional, dan berbagai elemen masyarakat lainnya.

Peserta kirab mulai berkumpul dan diberangkatkan sekitar pukul 15:00 WIB di Stadion Sriwedari dan berjalan sepanjang Jalan Slamet Riyadi sejauh dua kilometer hingga selesai di Kantor Balai Kota Surakarta.

Kirab batik tersebut yang menjadi perhatian ribuan masyarakat kota Solo dan sekitarnya yang menonton di sepanjang Jalan Slamet Riyadi dengan ikut andil memakai pakaian serba batik sehingga Kota Solo bagaikan "lautan batik."

Kirab diawali barisan pasukan paskibraka mengenakan seragam batik sambil membawa bendera merah putih, kemudian diikuti berbagai seni batik dari berbagai elemen masyarakat Kota Solo dan sekitarnya.

Mereka berjalan kaki sambil menari mengikuti alunan musik tradisional seperti gamelan. Peserta kirab lainnya antara lain dari kelompok sepeda ontel, jeep, sopir becak, paguyuban pedagang pasar tradisional, perbankan, berbagai perusahaan batik, dinas pemerintahan dan sejumlah sanggar seni budaya di Kota Solo dan sekitarnya.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Surakarta, juga sebagai ketua panitia kirab batik, Purnomo Subagyo, menilai kirab batik yang bertema "Kirab Solo Membatik Dunia" itu diikuti sekitar 10 ribu-an orang dari berbagai elemen masyarakat di Kota Solo.

Menurut dia, peserta kirab batik tidak hanya datang dari Kota Solo, tetapi juga dari Kabupaten Boyolali, Sragen, dan Karangnyar. Bahkan, masyarakat yang menonton kirab juga ikut berpartisipasi dengan mengenakan pakaian batik.

Sementara Sekda Kota Surakarta, Budi Suharto di sela-sela pemberangkatan kirab batik di Solo mengatakan, batik merupakan seni budaya nenek moyang yang sudah menjadi bagian hidup masyarakat di Kota Solo dan sekitarnya.

Oleh karena itu, Budi Suharto menambahkan, pihaknya mewajibkan pemakaian pakaian batik kepada seluruh karyawan dan karyawati setempat selama seminggu dari 5 -10 Oktober 2009. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009