Menurut pemantauan di lapangan,Sabtu malam, sudah ada korban di beberapa tenda mengeluhkan sakit kepala,batuk-batuk dan menggigil,sedangkan tenaga medis belum terlihat membuka peraktek pelayanan khusus para korban.
Sementara tenda yang mereka tempati mulai bolong-bolong, karena sejak awal sudah tak layak pakai,kata Mahdi seorang kepala keluarga tinggal di tenda tua dekat sumgai kecil di Desa Lolo Gedang atau 40 Km dari kota Sungai Penuh,Kerinci.
Menurut dia, penanggulangan pertama antisipasi penyakit malaria mereka diberikan obat tablet kepingan, demikian juga dengan obat flu dan batuk-batuk dari petugas kesehatan Puskesmas setempat.
Namun obat-obat itu belum dimakan para korban, karena pertunjuk aturan makannya tak diberitahukan petugas secara jelas. Petugas medis yang terbatas dari Puskesmas itu terlalu sibuk melayani beberapa desa yang menjadi sasaran gempa tersebut.
Para korban berharap agar mereka mendapatkan bantuan tenda yang layak,karena tenda tua mereka tempati sekarang kondisinya makin memprihatinkan.
Lain lagi keluhan para korban gempa di desa Lolo Kecil dan Desa Tanjung Syam dalam kecamatan yang sama, mereka mengatasi masuk angin tidak mekonsumsi antangi cair,tapi lebih memilih pengobatan tradisonal yaitu kerokan, kata Musman warga Desa Tanjung Syam.
Bagi korban yang terserang angin akut, mereka menggunakan daun jarak pagar. Daun jarak itu diambil beberapa lembar dan dipanaskan dengan api, setelah panasnya cukup diberikan sedikit minyak goreng terbuat dari buah kelapa tua, baru ditempelkan pada lokasi angin itu menyerang.
"Saya bersama anak istri selama tinggal dalam tenda darurat, pasca gempa 7,0 SR, Kamis (1/10), baru kesehatan anak-anak yang mulai melemah akibat terserang angin malam dan cuaca sangat dingin," katanya.
Karisman, sekdes Tanjung Syam mengharapkan, bila ada bantuan dari pemerintah baik obat-obatan maupun bahan makanan agar segera di salurkan kepada korban gempa, karena ada di antara mereka sudah sangat membutuhkannya.
Selain itu para korban gempa membutuhkan tenda, karena yang ada sekarang sudah tak layak pakai lagi, jelasnya.
Bencana gempa di Kerinci menelan korban 32 orang terdiri atas tiga meninggal, delapan patah tulang, empat luka berat dan luka ringan 17 orang, sedangkan rumah penduduk tercatat 1.100 buah terdiri daru rusak total, berat, dan rusak ringan sert kerugin seluruhnya ditaksir mencapai Rp98 miliar.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009