Pariaman (ANTARA News) - Sejumlah korban gempa di Kenagarian Tandikek, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar, mulai terserang penyakit diare setelah tiga malam tidur di tenda darurat yang tengah cuaca dingin.

Data dihimpun di Pulau Air, Cumanak --daerah terparah--, Minggu, menyebutkan bahwa sebagian anak-anak yang berada di pengungsian mulai terserang diare, demam, dan pilek.

Selain itu, korban gempa yang berada di tenda-tenda darurat dan sebagian bertahan di sisa-sisa bangunan rumahnya juga kekurangan air bersih.

Sementara bantuan dari berbagai pihak yang sudah mengalir ke posko Induk di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman, pembagiannya belum merata, seperti obat-obatan, selimut dan tenda.

Salah seorang tim Dokter Posko Kesehatan Polda Sumatera Selatan di Pulau Air, Tandikek, Iptu Rahmat Fajar mengatakan, korban yang datang ke posko umumnya mulai terserang penyakit serupa.

"Kita hanya punya persedian obat-obatan untuk 100-an personil yang bertugas melakukan evakuasi 400-an warga yang tertimbun longsor. Tapi, warga yang sudah terserang beragam penyakit tentu persedian yang diberikan dulu," katanya.

Bantuan obat-obatan hingga hari ketiga pascagempa belum sampai ke posko petugas yang melakukan evakusi, termasuk sarana air bersih baru sampai Sabtu sore.

Rahmat menilai, koordinasi terlihat belum berjalan normal sehingga bantuan logistik untuk petugas yang melakukan evakuasi di Cumanak, Pulau Koto dan Lubuk Laweh, Nagari Tandikek belum maksimal.

Sebab, sejak posko Polda Sumsel pertama berdiri pada hari kedua (Jumat) pascagempa minim sekali bantuan logistik termasuk peralatan untuk melakukan evakuasi.

"Kita berharap pihak Pemkab setempat lebih mengoptimalkan koordinasi sehingga apa-apa yang dibutuhkan perutugas evakuasi, termasuk pelayanan medis terhadap masyarakat bisa disampaikan," katanya.

Jhon warga yang menjadi korban gempa di Pulau Air, Tandikek, menuturkan memasuki hari ketiga belum menerima bantuan, tenda dan obat-obatan sehingga anak-anak mulai terserang penyakit.

"Rumah kami rusak berat, sehingga harus bertahan pada bagiaan bangunan yang tidak rata dengan tanah dengan mengandalkan tenda plastik apa adanya," katanya.

Pria berumur 51 tahun, sangat berharap bantuan yang sudah ada di posko tingkat Kabupaten Padang Pariaman didistribusikan segera dan merata sehingga tidak berlarut-larut penyakit diaren, deman dan fileks yang sudah menyerang masyarakat.

Data sementara kerusakan rumah warga di Padang Pariaman, kategori berat 19.183, sedang 1.143 dan ringan 422 unit serta ratusan gedung falisitas umum.

Sedangkan korban meninggal tercatat sementara 237 orang, luka-luka berat 155 orang dan luka ringan 238 orang.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009