Tangerang Selatan (ANTARA News) - Dua kantung yang diduga berisi jenazah buronan kasus terorisme, Syafudin Zuhri dan M Syahrir, dibawa keluar dari lokasi penggerebekan di sebuah rumah kos di Jalan Semanggi II, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Jumat siang.

Wartawan ANTARA dari lokasi penggerebekan melaporkan, kedua kantong mayat itu terlihat dimasukkan ke dua ambulans bernomor polisi 1326-VIII dan 1540-16.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kedua mayat itu akan dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Pihak kepolisian hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi mengenai penggerebekan pada Jumat siang oleh aparat Densus 88 Anti Teror Mabes Polri di Ciputat yang diduga sebagai tempat persembunyian teroris itu.

Mulyono, seorang warga setempat mengatakan, rumah tersebut dihuni sekitar empat orang, namun tidak diketahui identitas mereka.

Menurut dia, selama ini rumah tersebut merupakan rumah kontrakan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. "Kemungkinan mereka itu orang baru yang menempati rumah itu," katanya.

Sedangkan Kapolsek Ciputat AKP Ngisa Angsani membenarkan adanya penggerebekan yang dilakukan pihak kepolisian terhadap sebuah rumah di Ciputat itu.

Namun, ia tidak bersedia menjelaskan mengenai kejadian itu termasuk soal jumlah korban yang tewas dan yang berhasil ditangkap dalam penggerebekan tersebut.

Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri juga telah mendatangi langsung lokasi kejadian yang kini ramai didatangi warga sekitar.

Di tempat terpisah, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kapolri berjanji akan memberikan keterangan resmi soal penggerebekan itu pada Jumat sore pukul 17:00 WIB.

Sebelumnya, aparat kepolisian khususnya Densus 88 Antiteror Mabes Polri dikabarkan terus melakukan pengejaran terhadap dua teroris yang paling dicari polisi saat ini yaitu Syaifudin Zuhri (SJ) dan M Syahrir.

Syaifudin Zuhri dan M Syahrir masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) yang dirilis Mabes Polri beberapa waktu lalu karena diduga terlibat pengeboman dua hotel di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, pada 17 Juli 2009 lalu.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009