Denpasar, (ANTARA News) - Kendaraan bermotor di mKota Denpasar, Bali, Rabu banyak yang berhiaskan janur kuning untuk menyambut datangnya Hari Raya Galungan.

ANTARA melaporkan, pada kendaraan roda empat, sesajen atau banten tersebut diletakkan pada bagian kaca spion sebelah kanan dan di bagian depan mobil. Namun demikian, ada juga yang ditempatkan di kedua kaca spion kendaraanya.

Sementara untuk sepeda motor, biasanya sesajen diletakkan di atas plat nomor dan hiasan janur diletakkan di bagian setir. Kendaraan tersebut biasanya dibawa ke pura untuk melakukan sembahyang menyambut galungan.

Namun demikian, hingga selesai acara sembahyang, semua atribut yang digunakan untuk ritual itu tetap tergantung di kendaraan mereka.

Tokoh Puri Gerenceng-Pemecutan Anak Agung Ngurah Agung mengatakan bahwa semua yang ada di Bali memang diupacarai, seperti pohon, binatang, rumah, termasuk kendaraan.

"Kendaraan itu kan bagian dari kita juga sehingga harus diupacarai agar kita selamat. Jangankan itu, hewan piaraan dan pohon juga kami upacarai. Semua itu adalah bagian dari ritual," kata Ketua Persaudaraan Hindu Muslim Bali (PHMB) itu.

Sementara itu, umat Hindu yang datang maupun pulang dari sembahyang di pura terpaksa tidak menggunakan helm karena saat itu menggunakan udeng sebagai bagian dari pakaian adat setempat. Demikian juga kaum perempuan yang datang ke pura dengan pakaian adat.

Hari Raya Galungan di Bali terbagi dalam tiga hari, yakni, pertama Penampahan Galungan, hari kedua Galungan yang saat ini bertepatan pada 14 Oktober dan hari ketiga disebut Manis Galungan.

Pada Penampahan Galungan, biasanya masyarakat mempersiapkan diri untuk keperluan ritual, antara dengan menyembelih babi. Mereka menyembelih babi secara patungan di banjar atau dusun masing-masing.

Hari kedua adalah saat mereka melakukan ritual di pura serta di tempat ibadah di rumah masing-masing. Sementara hari ketiga adalah Manis Galungan yang merupakan hari santai, saling berkunjung ke keluarga dan ke tempat rekreasi.

Sejak hari pertama Galungan, sejumlah pertokoan di Denpasar sudah sepi dan perkantoran pemerintah libur fluktuatif selama tiga hari. Sementara saat ritual Galungan, sejumlah toko di Jalan Gajah Mada, Hayam Wuruk, A Yani, Gatot Subroto dan lainnya banyak yang tutup.(*)

 

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009