Hua Hin (ANTARA News) - ASEAN+3 (ASEAN dengan mitra dari Jepang, Korea Selatan, dan China), sepakat memperluas proyek percontohan cadangan darurat beras Asia Timur atau "East Asia Emergency Rice Reserve" (EAERR) menjadi mekanisme permanen untuk memperkuat ketahanan pangan di kawasan tersebut.

Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan tingkat kepala negara/pemerintahan ASEAN+3 yang diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-15 di Hua Hin, Thailand, Sabtu 24 Oktober 2009.

Siaran pers sekretariat media KTT ke-15 ASEAN di Huan Hin, Minggu, mengungkapkan, China dan Jepang telah berkomitmen untuk mencadangkan beras masing-masing 300.000 ton dan 250 ribu ton ke dalam EAERR, sedangkan ASEAN telah berkomitmen mencadangkan beras sebanyak 87 ribu ton dengan 15 ribu ton diantaranya dari Thailand.

Para pemimpin negara ASEAN+3 sepakat  mengembangkan proyek percontohan EAERR ke dalam mekanisme permanen cadangan darurat beras ASEAN+3 atau Asean Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR).

Dalam pernyataan bersama pemimpin negara ASEAN "Meningkatkan keterhubungan, memberdayakan masyarakat" yang dikeluarkan sebagai hasil KTT ke-15 ASEAN, kepala negara/pemerintahan menyepakati  pembentukan segera APTERR sebelum proyek percontohan EAERR berakhir pada Februari 2010.

Guna menjamin ketahanan pangan di kawasan, para pemimpin negara ASEAN+3 meminta para menteri dan pejabat negara terkait masing-masing negara untuk segera bertemu menyusun mekanisme permanen APTERR.

Para pemimpin negara ASEAN dalam pernyataan bersama terdiri atas 57 butir itu sepakat untuk menjamin ketahanan pangan dalam kawasan melalui bidang produksi dan melancarkan saluran distribusi.

Mereka juga sepakat untuk melakukan upaya diversifikasi melalui pengembangan bioenergi sambil menjamin ketersediaan pangan di kawasan.

Dalam pertemuan kepala negara ASEAN+3 juga dibicarakan peluang kerjasama di bidang energi serta upaya yang dapat dilakukan untuk menjamin ketahanan energi di kawasan Asia Timur. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009