Gorontalo (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa Gorontalo, menggelar aksi teaterikal di jalanan dengan cara mandi lumpur, untuk menyatakan dukungannya terhadap permohonan berbagai kalangan kepada Polri untuk menangguhkan penahanan dua pimpinan non aktif KPK Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah.

Aksi yang digelar oleh 30 mahasiswa Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) itu digelar di depan gerbang kampus tersebut, Sabtu, dengan saling meleburi lumpur sebagai gambaran kisruh yang terjadi antara KPK dan Polri.

Mereka juga membawa sejumlah poster berisi tulisan tentang pernyataan dukungan terhadap penangguhan penahanan Bibit dan Chandra.

"Penahanan keduanya bukanlah solusi yang tepat, masih ada jalan lain yang lebih demokratis," ujar Zulkipli Lubis, koordinator dan konseptor aksi tersebut.

Sementara sejumlah pemain yang terkena lumpur basah, tampak berusaha membersihkan dirinya masing-masing.

"Adegan ini adalah gambaran tentang upaya saling menyelamatkan muka masing-masing di antara kedua lembaga tersebut," katanya.

Mereka menyayangkan penahanan dua petinggi KPK itu karena dinilai berlebihan dan tanpa alasan hukum yang kuat.

Menurut Lubis, penahanan Bibit dan Chandra itu justru membuat masyarakat semakin tidak percaya terhadap kedua institusi penegak hukum itu.

"Bayangkan, setiap hari kita disuguhi adegan perseteruan antara keduanya, padahal masyarakat butuh kepercayaan, di tengah rasa pesimistis kepada negara untuk menyelesaikan kasus-kasus korupsi," katanya.

Aksi selama setengah jam itu, juga menarik perhatian banyak orang, termasuk pengguna jalan yang tengah melintas.

Ismail, salah seorang pengendara sepeda motor yang sengaja berhenti untuk menyaksikan aksi teaterikal itu mengatakan, seharusnya Presiden tegas menyelesaikan kisruh kedua lembaga penegak hukum itu.

"Ironis juga melihat perseteruan yang tidak ada habis-habisnya, hanya karena kedua lembaga itu punya versi masing-masing," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009