Suku bunga riil negatif, menggelembungkan neraca bank sentral, dolar AS yang lebih lemah dan kasus COVID-19 yang terus melonjak, meningkatkan daya tarik safe-haven dari logam kuning
Chicago (ANTARA) - Harga emas naik pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), rebound dari penurunan sehari sebelumnya, mencatat kenaikan mingguan keenam berturut-turut, ketika rekor kenaikan infeksi Virus Corona di Amerika Serikat memicu ketidakpastian tentang pemulihan ekonomi.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 9,7 dolar AS, atau 0,54 persen, menjadi ditutup pada 1.810 dolar AS per ounce pada Jumat (17/7/2020). Emas berjangka juga naik 0,50 persen untuk minggu ini, dan naik untuk minggu keenam berturut-turut.

Harga emas berjangka merosot 13,5 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1.800,30 dolar AS per ounce pada Kamis (16/7/2020), setelah menguat 0,4 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.813,8 dolar AS per ounce pada Rabu (15/7/2020) dan melonjak 12,2 dolar AS atau 0,68 persen menjadi 1.814,10 dolar AS pada Selasa (13/7/2020). "Suku bunga riil negatif, menggelembungkan neraca bank sentral, dolar AS yang lebih lemah dan kasus COVID-19 yang terus melonjak, meningkatkan daya tarik safe-haven dari logam kuning," kata Ahli Strategi Komoditas ANZ Soni Kumari.

Baca juga: Emas jatuh 13,5 dolar ketika ECB pertahankan kebijakan tidak berubah

"Sekarang, meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China adalah penarik lain untuk pasar."

Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk melarang perjalanan ke negara itu (AS) oleh semua anggota Partai Komunis China, seseorang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan.

Amerika Serikat memecahkan rekor hariannya untuk infeksi Virus Corona, mendorong beberapa negara bagian untuk memberlakukan penguncian sebagian, sementara jumlah kasus global mencapai 13,89 juta.

Sementara itu, greenback yang lebih lemah terhadap mata uang utama lainnya juga menambahkan dukungan terhadap emas. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap mata uang utama saingannya turun 0,4 persen.

Peningkatan tajam dalam paket stimulus global untuk melindungi ekonomi dari kejatuhan akibat Virus Corona telah mendorong safe-haven emas 19,3 persen lebih tinggi sepanjang tahun ini.

Baca juga: Emas turun karena ambil untung, namun ditopang lonjakan kasus corona

"Meskipun ada langkah-langkah stimulus moderat akhir-akhir ini, bank sentral tertarik untuk meyakinkan pasar bahwa bahwa mereka belum mencapai bagian bawah kantong mereka jika diperlukan stimulus lebih lanjut," kata Rory Townsend, kepala riset emas WoodMac.

Skala stimulus sejauh ini akan cukup untuk menjaga harga emas didukung dengan baik, Townsend menambahkan.

Anggota parlemen AS akan kembali ke Washington pada Senin (20/7/2020) untuk membahas program-program bantuan baru Virus Corona yang potensial, sementara para investor juga mengamati pertemuan para pemimpin Uni Eropa tentang usulan stimulus untuk menopang ekonomi mereka yang terhantam COVID.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 19,1 sen atau 0,98 persen, menjadi ditutup pada 19,764 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 12,6 dolar AS atau 1,51 persen, menjadi menetap pada 849,6 dolar AS per ounce.

Baca juga: Emas jatuh 16,8 dolar AS, akhiri reli selama tiga hari berturut-turut

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020