Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Ubaidillah memprediksi Jakarta tenggelam pada tahun 2030 apabila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak memperhatikan keseimbangan ekologis.

"Perkiraan ini bisa jadi benar-benar terjadi apabila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak segera mengantisipasi dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan," kata Ubaidillah di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, pembangunan di Jakarta sudah tidak memperhatikan keseimbangan ekologis, terbukti saat ini luas ruang terbuka hijau yang dimiliki hanya 9,6 persen dari 661.52 kilometer persegi luas Jakarta.

Ia mengingatkan, yang harus diperhatikan pemerintah ialah proyek-proyek bangunan yang pendiriannya tidak mempertimbangkan keseimbangan ekologis, seperti pembangunan pusat-pusat perbelanjaan dan perkantoran.

"Semua itu kalau tidak dibenahi Jakarta benar-benar tenggelam," katanya.

Ubaidillah berharap alokasi anggaran untuk penanganan banjir 2010 di DKI Jakarta yang mencapai Rp 855 miliar bisa digunakan secermat mungkin untuk antisipasi banjir.

Ubaidilah mengungkapkan, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, puncak hujan terjadi pada Januari 2010 dan ketinggian permukaan genangan meningkat dibandingkan musim penghujan awal 2009 yang mencapai 10 centimeter sampai 250 centimeter.

"Dengan pertimbangan buruknya tata kota Jakarta sekarang ini, kemungkinan ketinggian permukaan genangan air di Jakarta pada Januari 2010 mencapai lebih dari 250 centimeter. Tidak mungkin menurun dari musim sebelumnya," kata Ubaidillah.

Selain tinggi genangan, ia memprediksi terjadi perluasan wilayah genangan air secara menyeluruh di Jakarta.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009