Jakarta (ANTARA News) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan kembali menerbitkan obligasi senilai Rp4,9 triliun untuk mendanai jaringan transmisi.

"Kita akan menerbitkan obligasi, namun tidak tahun ini," kata Dirut PLN Fahmi Mochtar, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis.

Fahmi menjelaskan, dana hasil obligasi akan digunakan untuk pembangunan transmisi listrik proyek penyediaan listrik 10.000 MW tahap pertama.

"Opsi penerbitan obligasi kembali dilakukan, karena sumber pembiyaan lainnya sudah terpenuhi," katanya.

Menurut catatan, total kebutuhan dana untuk transmisi proyek percepatan pembangkit 10.000 MW tahap pertama mencapai Rp13,2 triliun.

Dari kebutuhan tersebut diutarakan Fahmi, perseroan telah memperoleh dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp2,1 triliun dan penerbitan obligasi Rp5,2 triliun.

"Kekurangan pembiayaan senilai Rp4,9 triliun, seharusnya bisa diperoleh dari surat utang, APBN termasuk dari sumber lainnya seperti pinjaman perbankan," tegasnya.

Sambil menunggu obligasi tersebut, perusahaan setrum milik pemerintah itu saat ini juga sedang menunggu keluarnya pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) atas penerbitan obligasi Rp1,5 triliun.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009