Teheran (ANTARA News/Reuters) - Parlemen Iran akan mengurangi tingkat kerja sama Teheran dengan pengawas badan nuklir Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), jika negara-negara Barat terus menekan program nuklir negara Islam itu, kata Ketua DPR Iran Ali Larijani Ahad.

Peringatan itu muncul dua hari setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengecam Iran karena membangun pabrik pengayaan uranium secara rahasia.

Republik Islam telah mengecam resolusi IAEA itu Jumat, yang mendapat dukungan dari China dan Rusia, sebagai `intimidasi` yang akan meracuni perundingannya dengan negara-negara kuat dunia.

"Jika negara-negara Barat terus menekan kami, maka parlemen akan meninjau kembali tingkat kerja sama Iran dengan IAEA," kata Larijani, tokoh konservatif yang berpengaruh, kepada majelis.

Parlemen memiliki kekuatan untuk mengharuskan pemerintah mengubah kerja samanya dengan IAEA, seperti yang dilakukan pada 2006 setelah badan yang bermarkas di Wina itu mengecam laporan Iran kepada Dewan Keamanan PBB.

Resolusi Jumat itu dilakukan oleh 35 negara anggota badan IAEA, menandai meluasnya peringatan atas kegagalan Teheran dalam menghapus kekhawatiran rencana rahasianya untuk membuat bom-bom nuklir, suatu tuduhan yang dibantah keras oleh Iran.

Resolusi menyeru Iran untuk mengklarifikasi tujuan sebenarnya pabrik pengayaan uranium Fordow yang dirahasiakan baru-baru ini, yang letaknya tersembunyi di dalam bangunan bawah tanah di gunung, menghentikan pembangunannya serta menjelaskan tak ada lagi tempat semacam itu.

Namun untuk itu masih jauh dari jelas apakah negara-negara Barat kini membujuk Moskow dan Beijing untuk bergabung dalam memberikan sanksi keras terhadap Iran, sesuatu yang sejak lama mereka pertahankan di Dewan Keamanan PBB.

Duta besar Iran Ali Asghar Soltanieh Jumat mengatakan, bahwa resolusi itu sebagai langkah terburu-buru dan sama sekali tanpa dasar hukum yang jelas.

Dia menambahkan bahwa karena itu, Iran tidak akan menghentikan program nuklirnya yang sensitif itu.

Dia mengatakan, Iran akan terus mengizinkan pemeriksaan dasar di tempat-tempat nuklirnya, namun akan berhenti bersikap suka rela melakukan kerja sama ekstra seperti itu pada saat pihaknya mengizinkan perluasan pemeriksaan di kompleks besarnya di Natanz.

Iran mengatakan, program tenaga atomnya murni untuk kepentingan perdamaian, yakni bertujuan untuk membangkitkan tenaga listrik.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009