Tokyo (ANTARA News/AFP) - Korea Utara mengemukakan kepada Amerika Serikat bahwa pihaknya akan mengumumkan kapan berencana kembali ke perundingan enam negara menyangkut perlucutan senjata nuklir dalam kunjungan utusan Washington pekan depan, kata sebuah laporan, Senin.

Stephen Bosworth, wakil khusus AS untuk kebijakan Korut, akan mengunjungi Pyongyang 8 Desember untuk berunding dengan pemerintah komunis itu yang telah melakukan serangkaian uji coba senjata nuklir dan rudal.

Pemerintah AS telah memberitahu kepada para pejabat Tokyo bahwa Korut baru-baru ini mengemukakan kepadanya Pyongyang akan "mengajukan rencana tentang kapan ia akan kembali ke meja perundingan jika kunjungan Bosworth benar-benar dilaksanakan," kata surat kabar Sankei Shimbun.

Tanggal kemungkinan Korut kembali ke meja perundingan masih belum diketahui, kata surat kabar konservatif itu mengutip sumber-sumber pemerintah Jepang yang tidak disebutkan namanya.

"Korea Utara mungkin memutuskan akan memberikan satu `tanda mata` kepada Bosworth) karena negara itu mengharapkan perundingan langsung dengan Amerika Serikat," kata Sankei mengutip pernyataan seorang pejabat kementerian luar negeri Jepang.

Surat kabar itu menambahkan tidak jelas apakah kembalinya Korut ke perundingan yang telah berlangsung enam tahun dengan Korea Selatan, Amerika Serikat, China, Rusia dan Jepang itu akan membawa pada kemajuan konkrit dalam membendung ambisi nuklirnya.

Tidak ada komentar segera diperoleh dari kementerian luar negeri Jepang mengenai berita itu.

Kantor berita Korsel Yonhap, yang mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, Minggu memberitakan Seoul melihat prospek bagi pertemuan AS-Korut sebagai "gelap" karena belum ada tanda yang menegaskan bagi kembalinya Korut pada perundingan lebih luas.

Korut, yang melakukan ujicoba bom nuklir pertamanya tahun 2006, mengundurkan diri dari perundingan enam negara itu April dan melakukan uji coba senjata atom kedua Mei lalu.

Pemimpin Korut Kim Jong Il Oktober lalu mengatakan Korut siap kembali ke perundingan-perundingan itu tetapi hanya jika diskusi-diskusi bilateral dengan AS memuaskan.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009