Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan bahwa realisasi program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II bidang ekonomi rata-rata sudah di atas 60 persen.

"Kita mengevaluasi program 100 hari, semua rata-rata realisasinya sudah di atas 60 persen, terutama program unggulan," kata Hatta usai rapat koordinasi di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Selasa.

Ia menyatakan optimismenya bahwa semua program 100 hari bidang ekonomi dapat berjalan dengan baik. Program 100 hari itu misalnya menyangkut harmonisasi berbagai peraturan yang menghambat, termasuk revitalisasi energi, termasuk listrik.

"Kita terus marathon mengerjakan, jadi lebih mendasar penyelesaian masalahnya. Untuk energi bukan hanya listrik saja," katanya.

Program lainnya adalah menyangkut masalah tata ruang, masalah tanah, program land acquisition, lahan terlantar, dan masalah infrastruktur yang menggunakan lahan kehutanan.

"Itu semua diatur dan draftnya rata-rata sudah selesai," katanya.

Sementara itu mengenai masalah kekurangan pasokan gula untuk 2010, Hatta mengatakan, pihaknya sudah mengadakan pertemuan dengan pihak terkait khususnya Depdag.

"Kita akan optimalkan semua potensi dan kalau memang ada kekurangan saya meminta Mendag untuk segera ambil action. Sekarang dilaporkan dulu potensi kita, nanti Mendag yang akan ambil keputusan apakah mempercepat pengadaan di dalam negeri, kalau ada selisih seperti apa, kita belum putuskan, kita tunggu Mendag," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Menneg BUMN Mustafa Abubakar menyatakan bahwa pemerintah akan memperkuat sistem alutsista dengan memberdayakan BUMN strategis yang ada.

"Alutsista mau diperkuat tahun ini dan tahun depan," katanya.

Perkuatan itu dilakukan antara lain dengan mengupayakan adanya kontrak jangka panjang untuk pembelian alutsista sehingga industri strategis bisa memproduksi dengan kepastian pasar untuk jangka panjang yaitu sekitar lima tahun.

"Itu bisa membantu kepastian pasar sehingga bisa berproduksi lagi untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri," katanya.

Ia menyebutkan, BUMN strategis dimaksud antara lain PT Pindad di Bandung, PT PAL, dan PT DI.

Mengenai berapa dana yang dibutuhkan untuk pembelian alutsista dari BUMN strategis itu, Mustafa mengatakan, belum ada keputusan pasti. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009