"Data base ini akan kami buat dengan terjun langsung dan bekerja sama dengan pihak lain," kata Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Halim Alamsyah di Jakarta seusai shalat Jumat.
Menurut Halim, pembinaan UKM yang belum bankable ini pihaknya sebelumnya telah bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan kredit, melakukan pendampingan, serta memberikan berbagai informasi terkait pembiayaan dan kelangsungan usahanya.
Untuk tahun ini, lanjut Halim, pihaknya akan mengembangkan data base secara kontinyu untuk bank agar ditindaklanjuti sebagai salah satu calon debiturnya.
Tentang jumlah pengusaha UKM yang belum tersentuh perbankan, Halim juga belum memiliki data yang pasti. "Memang berbagai informasi angkanya belum valid. Ada yang bilang jumlah UKM kita 30-40 juta dan 20 persen belum tersentuh perbankan," katanya.
Dengan adanya data base yang akan dibangun tersebut diharapkan UKM tersebut bisa dibiayai oleh industri perbankan.
Dalam pemberitaan ANTARA sebelumnya banyak UKM di Indonesia belum bisa menikmati kredit perbankan karena tidak bankable akibat sistem pembukuan yang buruk, walaupun prospek bisnisnya bagus.
Menurut data yang pernah dilansir BI, sekitar 70 persen dari 40 juta UKM di dalam negeri belum tersentuh perbankan. Itu berarti ada sekitar 28 juta UKM yang belum bisa menikmati kredit perbankan.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009