Bajaur, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Ledakan bom di luar sebuah masjid di daerah suku Bajaur, Pakistan, menewaskan dua sesepuh suku anti-Taliban, Minggu, dan mencederai dua orang, kata polisi dan pejabat intelijen.

Bom itu meledak di desa Malangi, sekitar 30 kilometer sebelah baratlaut Khar, kota utama di Bajaur, yang berbatasan dengan Afghanistan dan merupakan pusat operasi melawan gerilyawan muslim garis keras itu akhir-akhir ini.

Serangan itu terjadi setelah empat pembom bunuh diri melancarkan serangan yang menewaskan 36 orang di sebuah masjid di kota garnisun Rawalpindi pada Jumat, yang terakhir dari serangkaian ledakan mematikan yang dituduhkan pada Taliban yang membalas ofensif militer terhadap mereka.

"Dua anggota suku tewas dan dua orang cedera dalam ledakan. Bom itu dipasang di luar sebuah masjid," kata Fazal Rabbi, wakil kepala kepolisian suku di Bajaur, kepada AFP melalui telefon.

Seorang pejabat intelijen di daerah itu mengkonfirmasi insiden tersebut dan mengatakan, kedua korban tewas adalah sesepuh suku yang dihormati yang berbicara menentang Al-Qaeda.

Juga Minggu, pasukan Pakistan di distrik Swat, Pakistan baratlaut, membunuh empat militan yang mencakup seorang komandan lokal bernama Gul Mulla, kata militer.

"Sebuah konvoi milliter diserang di daerah pinggiran Mingora. Selama penembakan pembalasan, empat militan tewas, termasuk Gul Mulla," kata Mayor Mushtaq Khanm, jurubicara pusat media Swat.

Di daerah pinggiran ibukota wilayah baratlaut, Peshawar, polisi membunuh satu militan dan menangkap sembilan orang dalam penyerbuan terhadap sebuah pesantren. Polisi menyatakan menemukan tiga rompi bom bunuh diri dan senjata dari sekolah itu.

Serangan-serangan dan pemboman bunuh diri meningkat sejak Pakistan meluncurkan ofensif besar-besaran pada Oktober yang dirancang untuk melenyapkan gerilyawan Taliban dari tempat-tempat persembunyian mereka di Waziristan Selatan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di kawasan itu, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerh berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan tempat lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan, yang sedang digempur pasukan darat Pakistan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus tahun lalu, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Terdapat sekitar 70.000 pengungsi Afghanistan di Bajaur, yang tinggal di sana sejak akhir 1970-an setelah mereka melarikan diri dari invasi Uni Sovyet ke Afghanistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Sebanyak 30.000 prajurit Pakistan kini mengambil bagian dalam ofensif terhadap sekitar 10.000 hingga 12.000 militan di kawasan suku semi-otonomi Waziristan Selatan yang dilanda kekacauan. Pekerja-pekerja bantuan mengatakan, ratusan ribu orang mengungsi akibat pertempuran itu.

Militer Pakistan sebelumnya meluncurkan ofensif besar-besaran setelah Taliban bergerak maju dari Swat ke Buner, ke arah selatan lagi menuju ibukota Pakistan, Islamabad, setelah Washington menyebut kelompok itu sebagai ancaman bagi keberadaan Pakistan, negara yang bersenjatakan nuklir.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009