Baghdad (ANTARA News/Reuters) - Dewan kepresidenan Irak menetapkan 6 Maret sebagai tanggal bagi pemilihan anggota parlemen tahun depan, dan bukan 27 Februari seperti yang secara luas diperkirakan, kata beberapa pejabat Selasa.

Pemilihan umum tersebut akan terjadi pada saat yang genting sekali bagi Irak karena negara itu baru muncul dari perang sektarian yang dipicu oleh serangan AS 2003 dan bersiap bagi tentara AS untuk meninggalkan negara itu pada akhir 2011.

Naseer al-Ani, kepala staf Presiden Jalal Talabani, menyatakan tanggal itu dipilih dalam pertemuan antara dewan kepresidenan dan pihak berwenang pemilihan.

"Setelah konsultasi kami sepakat bahwa waktu terbaik untuk melakukan pemilihan adalah 6 Maret, dengan memasukkan pertimbangan upacara keagamaan," Faraj al-Haidari, ketua komisi pemilihan independen, menjelaskan pada wartawan.

"Semua setuju bahwa ini (6 Maret) adalah tanggal terbaik," ujar Haidar.

Pemilihan umum Irak yang akan datang seharusnya sudah diadakan pada akhir Januari menurut konstitusi, tapi undang-undang yang diperlukan agar pemilihan itu terlaksana tertunda karena pertikaian politik yang berlarut-larut.

Kelompok Syiah dan Sunni menentang penyelenggaraan pemilu dekat dengan perayaan Arbain, yang merentang hingga pertengahan Februari. Ribuan orang Syiah diperkirakan akan berjalan kaki ke kota suci Kerbala dari semua daerah di Irak pada hari besar itu.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009