Yogyakarta (ANTARA News) - Peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-60 Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta diwarnai unjuk rasa puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) UGM, Sabtu.

"Kami menggelar unjuk rasa karena mensinyalir UGM belum mampu berpihak pada kepentingan pendidikan khususnya bagi mahasiswa miskin dalam usianya yang memasuki 60 tahun," kata koordinator aksi Aji Prakoso di sela unjuk rasa yang dilakukan di depan gedung Grha Sabha Permana Yogyakarta.

Ia mengatakan, UGM belum mampu menjadikan HUT itu sebagai ajang untuk evaluasi diri. Bahkan dari serangkaian acara untuk memeringati ulang tahunnya justru jauh dari identitas pendidikan terutama pendidikan kerakyatan.

"Berlakunya Undang-undang (UU) Badan Hukum Pendidikan (BHP) menjadikan akses mahasiswa miskin terhadap pendidikan semakin jauh. Seharusnya UGM lebih memilih nasionalisasi dengan memperhatikan rakyat Indonesia daripada mengejar predikat world class university," katanya.

Menurut dia, pada saat rakyat sulit mengenyam pendidikan bermutu karena masalah kemiskinan, UGM tidak tampil sebagai pemberi solusi.

"Tuntutan menjadi universitas kelas dunia mensyaratkan biaya yang semakin mahal dengan kedok untuk kebutuhan fasilitas kampus. Di sisi lain, banyak kebijakan UGM yang justru semakin memberatkan di antaranya dengan diberlakukannya portal," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Rektor UGM Prof Sudjarwadi mengatakan, tidak benar jika UGM dinilai semakin jauh dari universitas kerakyatan. UGM justru memberikan kuota lebih banyak untuk mahasiswa miskin dibandingkan dengan universitas lain.

"Kami telah mengirimkan surat kepada 2.000 kepala sekolah di Indonesia agar menyalurkan siswa tidak mampu untuk menempuh pendidikan di UGM tanpa tes," katanya.

Selain itu, bagi mahasiswa pendaftar baru yang tidak mampu juga diperbolehkan mengisi biaya Sistem Penjaminan Mutu Akademik (SPMA) dengan angka nol.

Menurut dia, biaya pendidikan di UGM jika dibandingkan universitas kelas dunia lain justru yang paling rendah.

"Bahkan kami juga menyediakan dana hingga total Rp6 miliar untuk mendanai mahasiswa miskin agar dapat menempuh pendidikan di UGM termasuk biaya hidupnya selama empat tahun," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009