Denpasar (ANTARA News) - Museum Neka di perkampungan seniman Ubud, Bali kembali akan menerbitkan buku tentang keris pusaka, yang kini telah mendapat pengakuan sebagai salah satu warisan budaya dunia.

"Museum Neka yang mengkoleksi 272 keris pusaka serta 312 lukisan dan patung akan menerbitkan buku tentang keris itu pada tahun 2010," kata Pendiri sekaligus pengelola Museum Neka Ubud, Pande Wayan Suteja Neka, Minggu.

Ia mengatakan, penerbitan buku yang sudah menjadi program kerja 2010 akan ditulisnya bersama Basuki Teguh Yuwono, seorang dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.

"Dosen yang menekuni bidang disiplin ilmu tentang perkerisan itu hampir selama 13 tahun telah mengadakan pengkajian dan penelitian tentang keris-keris di Nusantara," tutur Pande Wayan Suteja Neka.

Ia menjelaskan, buku yang akan dicetak dengan kertas bermutu serta rancang bangun  secara khusus setebal 300 halaman.

Buku tersebut akan mengungkap perkembangan keris pusaka Bali yang bersejarah, dan keris Nusantara yang kini menjadi koleksi museum Neka.

"Buku tersebut nantinya diharapkan mampu menyebarluaskan informasi tentang keris Nusantara, khususnya yang kini menjadi koleksi museum," tutur Suteja Neka.

Museum Neka hampir setiap tahun memprogramkan untuk menerbitkan buku hingga kini telah meluncurkan 23 judul buku.

Buku yang telah diterbitkan antara lain berjudul Kembali ke Kawitan, Impian jadi kenyataan dan "Neka art Museum in modern Balinese History-Art and The of time".

Selain itu juga buku hasil kajian mengenai keberhasilan atraksi wisata di Bali. Buku setebal 72 halaman itu ditulis oleh Prof Dr Neil Leiper, gurubesar "The School of Tourism and Hospitality Management Southern Cross University Australia".

Buku yang ditulis peneliti dari Negeri Kangguru itu sangat bermanfaat bagi mereka yang tertarik mempelajari aspek-aspek seni Museum Neka dan Museum lainnya di Bali dalam kontek wisata dan analisa atraksinya.

Penerbitan buku-buku tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian Museum Neka dalam mendukung usaha pelestarian seni budaya, khususnya seni lukis, tutur Pande Wayan Suteja Neka.(*)

Oleh
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009