Magelang (ANTARA News) - Prosesi kirab jatilan menjadi tradisi tolak bala oleh petani lereng barat Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, setiap Bulan Suro, dalam kalender Jawa.

Puluhan seniman petani keluarga Padepokan Tjipto Boedojo Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Magelang melakukan tradisi itu pada Jumat, mulai sekitar pukul 06:00 hingga 07:00 WIB.

Mereka tampak mengenakan pakaian tarian tradisional jatilan dengan dipimpin pengelola padepokan seni budaya itu, Bambang Tri Santoso dan Sitras Anjilin, berjalan kaki sebanyak enam kali masing-masing tiga kali mengelilingi kompleks padepokan dan tiga kali menyusuri jalan-jalan dusun yang terletak sekitar delapan kilometer dari puncak Merapi itu.

Selama beberapa saat sebelum kirab, Bambang memimpin mereka berdoa di makam pendiri padepokan, Romo Yososudarmo. Padepokan tersebut didirikan oleh Romo Yoso pada Tahun 1937.

"Turun temurun kami melakukan tradisi ini sebagai sarana tolak bala, untuk mengindarkan kehidupan kami dari segala musibah, supaya kehidupan bertani kami memperoleh hasil yang baik dan kami hidup tenteram di Merapi ini," kata Sitras.

Kirab itu salah satu rangkaian penting bagi keluarga padepokan saat merayakan tahun baru Jawa, Suro yang pada tahun ini bertepatan dengan tahun baru Masehi, 1 Januari 2010.

Perayaan Suro oleh komunitas setempat yang disebut sebagai tradisi Suran Tutup Ngisor itu dilakukan mereka setiap Tanggal 15 Bulan Suro, bertepatan dengan bulan purnama.

Mereka memiliki kewajiban menggelar empat tradisi kesenian terutama pentas wayang orang, kirab jatilan, dan menabuh gamelan setiap tahun yakni saat perayaan Suro, Idulfitri, Maulud Nabi Muhammad, dan HUT RI.

Tabuhan musik pengiring tarian jatilan terdengar bertalu-talu selama mereka menggelar kirab jatilan. Mereka juga mementaskan tarian tradisional itu setelah kirab.

Beberapa peserta kirab antara lain membawa linggis, munthu, sapu lidi, tampah, dan centhong, sedangkan Bambang tampak membawa garu dan Sitras tombak.

Puluhan warga setempat dan beberapa tamu serta seniman dari sejumlah kota yang bermalam di padepokan itu untuk mengikuti rangkaian Suran Tutup Ngisor itu terlihat menyaksikan kirab tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010