Jakarta, (ANTARA News) - Dua politisi papan atas dari PDI Perjuangan dan Partai Amanat Nasional, Tjahjo Kumolo dan Abdillah Toha mempertanyakan pernyataan Juru Bicara Presiden SBY tentang pengadaan pembelian mobil mewah untuk pejabat, `bail out` Bank Century, penahanan Bibit-Chandra.

"Presiden SBY (sesuai pernyataan jubir-nya) tidak tahu tentang pembelian mobil mewah untuk pejabat, tidak tahu tentang kasus `bail-out` (penalangan uang) itu, tidak tahu tentang penyidikan dan penahanan dua Wakil Ketua KPK, Bibit dan Chandra. Jadi, siapa sebenarnya yang bertanggungjawab atas semua itu," tanya politisi senior PAN, Abdillah Toha, di Jakarta, Jumat.

Mantan Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) di DPR RI ini juga mempertanyakan, bagaimana kinerja menyangkut koordinasi serta laporan pertanggungjawab di lingkup Kabinet atau Pemerintahan SBY tersebut, sehingga Presiden tidak tahu mengenai beberapa kasus besar tersebut di atas.

Secara terpisah, Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI, Tjahjo Kumolo, menilai, mungkin saja Presiden tidak tahu mengenai berbagai megaskandal ini.

"Setahu kami, beliau itu merupakan figur yang hati-hati dan detil, dan karenanya tentunya mengikuti dan mendapatkan laporan dari setiap keputusan pemerintahannya," ujarnya.

Karena itu, Tjahjo Kumolo juga mempertanyakan, keputusan pembelian mobil mewah merek `Crown` dan dua mobil `Mercy` anti peluru untuk kendaraan dinas Presiden RI.

Karena itu, Tjahjo Kumolo atasnama fraksinya mengharapkan, pernyataan lewat Juru Bicara (Jubir) Kepresidenan itu perlu diklarifikasi.

"Pernyataan lewat Jubir harus diklarifikasi, apakah Jubir memang dapat perintah Presiden, apa Jubir menyampaikan pernyataannya tanpa konfirmasi," katanya.(*) 
 
 

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010