Makassar (ANTARA News) - Malaysia dan Sulawesi Selatan (Sulsel) di Makassar, Jumat menyepakati perjanjian kerja sama jual beli dan budidaya rumput laut.

Menteri Pertanian dan Industri Atas Tani Malaysia Datuk Seri Mohd Haji Umar mengatakan, penandatanganan kerja sama ini merupakan tindak lanjut tinjauan peluang pertanian di Sulsel pada November 2009.

"Dari hasil tinjauan, Sulsel memiliki kondisi cuaca yang sangat mendukung untuk pertanian, kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan persaudaraan antarnegara," ujarnya.

Menurutnya, Malaysia membutuhkan sebanyak 12 ribu ton rumput laut per tahun dan kuota tersebut dapat dipenuhi oleh Sulsel.

"Sulsel merupakan produsen rumput laut terbanyak kedua di dunia dan terbanyak di Indonesia sementara di Malaysia kekurangan, daerah produsen rumput laut di sana hanya Sabah," jelasnya yang memperkirakan dalam dua bulan ke depan perjanjian ini sudah terealisasi.

Pimpinan Marditech, anak perusahaan Mard, Dato` Mohd Noor Haji Ismail menegaskan, kerja sama ini tidak hanya sekadar perjanjian jual beli, tapi juga riset dan pengembangan budidaya rumput laut antardua pihak.

Menurutnya, di Malaysia rumput laut ini tidak hanya diolah untuk bahan makanan jadi tapi juga nonmakanan, dan hasilnya kebanyakan diekspor ke negara-negara eropa.

Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel A. Muallim menyatakan keyakinannya kerja sama ini akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulsel Iskandar menyatakan kesanggupannya memenuhi permintaan dari Malaysia tersebut.

"Pada 2008, total produksi rumput laut sebanyak 784 ribu ton sementara sasaran produksi pada 2009 diperkirakan di atas 800 ribu ton, sementara sasaran pada 2010 sebanyak 845.480 ton," ujarnya.

Menurutnya, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo meminta pihaknya untuk menargetkan produksi rumput laut sebanyak satu juta ton pada tahun 2013.

Sementara itu, ekspor rumput laut hingga akhir 2008 mencapai 7,087 juta ton dengan harga jual Rp10 ribu per kilogram.

"Rumput laut 60 persen diekspor ke Jepang dan lainnya ke negara-negara Eropa dan Asia seperti Taiwan dan Korea. Ditargetkan tahun 2010 ini nilai ekspor mencapai 16.359 ribu ton," jelasnya.

Keyakinan atas produksi rumput laut ini juga dikemukakan oleh Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengusaha Rumput Laut Indonesia (Asperli) Sulsel, Moh. Roem. "Di Sulsel ini hanya lima daerah dari 24 kabupaten dan kota yang tidak memiliki pesisir, sepanjang pesisir ini lah potensi kita," jelasnya.

Terkait rencana Malaysia untuk mengimpor beras dari Sulsel untuk memenuhi kebutuhan beras untuk warga miskinnya, Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel A. Muallim mengatakan, rencana akan dijadwal ulang menunggu regulasi ketetapan persediaan beras nasional. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010