Tokyo (ANTARA News/Kyodo-OANA) - Menteri Luar Negeri Jepang Katsuya Okada mengatakan kepada rekan-rekan sejawatnya dari Indonesia dan Filipina di Tokyo pada Minggu bahwa pemerintah Jepang akan mempertimbangkan bagaimana Jepang mengatasi kendala bahasa yang dihadapi juru rawat kedua negara itu dalam mengikuti ujian kualifikasi.

Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan Jepang, yang jumlah penduduk lanjut usianya bertambah cepat, mulai menerima perawat asing sejak 2008 berdasarkan perjanjian kemitraan ekonomi bilateral di tengah-tengah kekurangan tenaga kerja dalam layanan perawatan dan medis.

Juru rawat dipulangkan ke negara mereka jika gagal memenuhi kualifikasi nasional dalam empat tahun dan perawat juga demikian dalam kurun waktu tiga tahun.

Aksara China yang digunakan dalam ujian menjadi kendala besar bagi perawat asing. Tak seorangpun perawat asal Indonesia lulus dalam ujian nasional tahun lalu yang diadakan pada Februari 2009.

Menlu Indonesia Marty Natalegawa mengatakan kepada Okada bahwa ia berharap pemerintah Jepang akan mengatasi isu tersebut, dengan menyebutkan bahwa kesulitan untuk lulus ujian disebabkan oleh penggunaan aksara China, demikian Kemlu Jepang.

Para pejabat Jepang mengatakan Menlu Filipina Alberto Romulo juga merujuk kepada juru rawat dan perawat yang diterima Jepang dalam pembicaraan terpisah dengan Okada.

Okada sebagaimana dikutip mengatakan kepada keduanya, "Kami di pemerintahan ingin mempertimbangkan bagaimana mengatasi (isu tersebut), termasuk masalah kemampuan berbahasa Jepang."

Pembicaraan bilateral diadakan di sela pertemuan dua-hari para menteri luar negeri dan pejabat senior dari Asia Timur dan Amerika Latin di Tokyo yang berakhir Minggu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010