Padang (ANTARA News) - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Marlis Rahman mengimbau warga di daerahnya jangan sampai resah karena isu gempa berkekuatan 8,5 Skala Richter (SR) berpotensi tsunami yang diprediksi tim ahli dari Universitas Ulster, Irlandia Utara.

"Kita imbau masyarakat jangan terlalu percaya dengan adanya isu gempa besar yang diperkirakan ahli barat tersebut. Tak seorang pun yang bisa memastikan kapan gempa dan jam berapa terjadinya," kata Gubernur Sumbar, Marlis Rahman ketika diminta tanggapannya adanya berita isu gempa 8,5 SR di pantai barat Sumatera, di Padang, Senin.

Peringatan yang disampaikan tim ahli seismologi seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (18/1/2010). Peringatan itu dituangkan dalam surat untuk jurnal Nature Geoscience.

Tim ini dipimpin oleh ilmuwan terkemuka John McCloskey, profesor di Institut Riset Sains Lingkungan Hidup di Universitas Ulster, Irlandia Utara. McCloskey terkenal sejak prediksi gempa Sumatera yang cukup akurat di tahun 2005.

Dikatakan tim itu, bahaya tersebut berasal dari dari penumpukan tekanan yang terus-menerus dalam dua abad terakhir di belahan parit Sunda (Sunda Trench), salah satu zona gempa paling mengerikan di dunia, yang berlangsung paralel ke pantai Sumatera bagian barat.

"Ancaman gempa penyebab tsunami yang dahsyat dengan skala kekuatan lebih dari 8,5 di tambalan Mentawai tidak berkurang. Ada potensi timbulnya korban jiwa sebesar tsunami Samudera Hindia tahun 2004," demikian peringatan tersebut.

Tidak disebutkan kapan waktu kejadian tersebut. Namun dengan jelas diingatkan bahaya untuk Padang, kota dengan 850 ribu jiwa penduduk yang terletak di wilayah yang berisiko tersebut.

"Ancaman untuk peristiwa itu adalah jelas dan kebutuhan untuk aksi mendesak sangatlah tinggi," demikian peringatan para ahli seismologi tersebut.

Gubernur Sumbar mencontohkan, gempa yang terjadi di Haiti pekan lalu, selama ini tidak ada dalam perkiraan para ahli tetapi terjadi begitu dahsyat didarat dan kekuatan 7 SR tetapi menelan korban mencapai ratusan ribu jiwa.

Hal itu, membuktikan kapan gempa akan terjadi dan jam berapanya, jadi masyarakat tidak perlu khawatir dan terlalu percaya dengan isu-isu yang muncul.

"Yang penting kita harus siap dan jangan sampai resah. Kita juga bermohon kepada Sang Khalid agar bencana gempa dan tsunami tak terjadi lagi di Sumbar," imbau gubernur lagi.

Selain itu, diminta pelaku usaha tidak ikut terpengaruh dengan adanya prediksi akan terjadi gempa mencapai 8,5 SR, karena tak ada yang bisa memastikan kapan terjadinya.

Bencana gempa bumi bisa saja terjadi di wilayah Sumbar, karena memang berada pada jalur patahan tetapi tidak memastikan tak akan yang bisa.

Menyinggung jalur evakuasi di Padang yang sudah sejak 2007 direncakan belum juga tuntas karena pembebasan lahan, gubernur meminta Pemkot Padang melakukan pendekatan kembali kemasyarakat.

Sebab, masalah pembebasan lahan dan ganti rugi tanah masyarakat yang terkena jalur evakuasi tsunami adalah kewenangan Wali Kota.

Terkait, Pemprov Sumbar tidak bisa masuk ke ranah itu, tapi hanya menyiadakan dukungan dana dalam pembuatan dan penuntasan jalur evakuasi tersebut.

"Kita melihat upaya Pemkot Padang untuk pembasan lahannya sudah ada, tapi diharapkan bisa lebih dioptimalkan sehingga bisa segera dituntaskan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010