Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Front Persatuan Nasional (FPN) KH Agus Miftach mengatakan, asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2010 sekitar 5,5 persen menghadapi tantangan yaitu jumlah pengangguran terbuka mencapai 9 juta orang dan angkatan kerja baru sekitar 2 juta orang.

Ketua Umum FPN mengemukakan hal itu dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, berkenaan hasil Dialog Kebangsaan ke-12 bertemakan "Refleksi 2010, Tantangan dan Harapan".

Menurut Agus Miftach, untuk menyerap jumlah pengangguran terbuka 9 juta orang dan angkatan kerja baru 2 juta orang, maka diperlukan pertumbuhan ekonomi 7 persen dan dibutuhkan investasi senilai Rp1.500 triliun.

"Ini suatu tantangan tersendiri bagi perekonomian nasional. Jika tidak mampu menyerap pengangguran, artinya akan meningkatkan kendala sosial dengan berbagai dampak negatifnya, seperti meningkatnya kriminalitas, mudahnya terjadi kerusuhan sosial dan premanisme. Ini menggambarkan tantangan yang bakal dihadapi," katanya.

Oleh karena itu, dengan pertumbuhan 5,5 persen, maka bisnis eceran (retailing) akan berjalan memenuhi kebutuhan konsumtif masyarakat. Tapi hal itu belum cukup, untuk meningkatkan kinerja sektor riil yang mampu menyerap tenaga kerja.

"Sedangkan, sektor perkebunan dan infrastruktur diharapkan mampu menyerap lapangan kerja, belakangan ini mengalami kemandegan, di sisi lain pemerintah malah menunjukkan pemborosan seperti pembelian mobil mewah untuk para pejabat seharga Rp1,3 miliar per unit. Alangkah baiknya jika dana-dana itu digunakan untuk sektor riil," ujar Agus.

Mantan ketua harian Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu mengatakan, pertumbuhan industri kecil dan menengah serta merebaknya sektor informal, pedagang asongan diharapkan mampu menyerap lapangan kerja yang ironinya justru mereka sering menghadapi sasaran operasi penertiban oleh pemda.

"Mestinya pemda bisa lebih koperatif dengan kreativitas masyarakat itu dengan mengupayakan lahan khusus yang layak untuk itu, bukan memberangus sektor yang produktif ini. Jika dilayani dengan baik, kreativitas ekonomi masyarakat akan tumbuh dan berkembang, membangun daya tahan sosial yang akan mampu menghadapi situasi perekonomian global," katanya.

Agus Miftah menegaskan, pemerintah terutama pemerintah daerah harus memahami tentang kontribusi sektor informal itu secara optimal karena bisa memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi 2,5–3 persen.

"Jadi dengan strategi membina sektor informal akan mampu mendukung ketahanan perekonomian nasional. Ini adalah ekonomi yang berbasis kerakyatan yang ditopang dengan sektor agraris yang ditunjang dengan kemudahan distribusi pupuk, skema permodalan perbankan dengan bunga lunak," katanya.

Agus menyatakan optimis, kemampuan dan kreativitas rakyat dapat diandalkan jika dilayani dan ditopang dengan tepat, dengan memanfaatkan kearifan lokal, meski inflasi 2010 diperkirakan 5 persen, tetapi jika basis perekonomian rakyat dikembangkan, maka pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6,5–6,7 persen atau di atas asumsi pemerintah hanya 5,5 persen.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010