Tanjungpinang (ANTARA News) - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan, Kepri, R Akib Rahim, mengatakan, pemberlakuan kebijakan tarif tunggal Visa on Arrival (VoA) sebesar 25 dolar AS akan mengancam turunnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) khususnya ke Bintan.

"Dengan pemberlakuan tarif tunggal VoA sebesar 25 dolar AS tersebut akan berdampak sangat besar terhadap turunnya kunjungan wisman ke Bintan," kata Akib di Tanjungpinang, Senin.

Sebelum 26 Januari 2010, pemerintah pusat menerapkan dua tarif VoA, untuk kunjungan selama tujuh hari sebesar 10 dolar dan selama 30 hari sebesar 25 dolar AS.

Akib mengatakan berdasarkan data kunjungan wisman pada tahun 2009 ke Bintan sebanyak 301 ribu orang, 157 ribu orang di antaranya dikenakan tarif VoA sebesar 10 dolar dan 25 dolar AS dan sisanya dari Singapura dan Malaysia yang tidak dikenakan tarif VoA.

"Sebanyak 140 ribu orang wisman memanfaatkan VoA dengan tarif 10 dolar AS dan hanya 17 ribu orang wisman yang memanfaatkan tarif VoA sebesar 25 dolar AS," ujarnya.

Dari data tersebut, menurut Akib, dampak tarif tunggal VoA sebesar 25 dolar AS akan sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisman.

"Saat ini sudah ada wisman yang membatalkan kunjungannya ke Bintan akibat pemberlakuan tarif tunggal tersebut, namun data pastinya belum kami peroleh," katanya.

Pihak pengelola kawasan Wisata Lagoi di Bintan menurut Akib, juga sudah menyampaikan keberatan pemberlakuan tarif tunggal VoA tersebut ke Pemkab Bintan.

Menurut dia, pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bintan juga akan terancam turun dari sektor pariwisata dengan pemberlakuan tarif tunggal tersebut.

"PAD Kabupaten Bintan 60 persen di antaranya bersumber dari sektor pariwisata, jika kunjungan wisata ke Bintan berkurang secara otomatis PAD akan berkurang," ujarnya.

Dia mengatakan, pihaknya mendukung kebijakan yang akan diambil Pemerintah Provinsi Kepri meminta pemerintah pusat untuk meninjau kembali pemberlakuan tarif tunggal VoA tersebut untuk daerah Kepri.

"Kami harap pemerintah pusat dapat meninjau kembali dan memberlakukan pengecualian untuk daerah Kepri, khususnya di Bintan," katanya.

Untuk antisipasi menurunnya kunjungan wisman tersebut, Akib mengatakan pihaknya akan lebih menggencarkan promosi wisata Bintan untuk pasar dalam negeri.

"Selama ini imagi kawasan wisata Lagoi sudah terlanjur mahal karena tarifnya menggunakan dolar Singapura, serta ada anggapan hanya untuk wisatawan mancanegara. Kami akan gencar untuk mengubah `image` tersebut karena wisata di Bintan lebih murah dibandingkan dengan Bali atau Yogyakarta," ujarnya.

Dia mengatakan pihaknya akan mengadakan promosi wisata Bintan dengan mengadakan Bintan Fair 2010 di berbagai daerah di Indonesia.

"Pertengahan tahun ini kami akan lakukan "Road Show" produk wisata Bintan di Medan dan Surabaya untuk menjual wisata Bintan kepada pasar dalam negeri," ujarnya.(PK-NP/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010