Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk terus bersatu, berdoa, bekerja dan berzikir bersama tanpa memandang perbedaan identitas untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan masyarakat yang baik.

Hal itu dikemukakan oleh Presiden dalam acara zikir bersama nasional di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Sabtu pagi, yang dihadiri oleh ratusan jamaah sekalipun hujan gerimis mengguyur Jakarta semenjak dini hari.

"Kita harus bersatu sebagai umat dan hamba Tuhan,...kita tentu ingin membangun masyarakat yang baik dan menuju masa depan bangsa yang baik," kata Presiden yang pagi itu mengenakan kemaja putih.

Seluruh rakyat, kata Presiden, tidak peduli latar belakang, etnis, agama dan budayanya bersatu padu mewujudkan cita-cita bersama.

Menurut Kepala Negara, masyarakat yang baik yang menjadi cita-cita bangsa adalah masyarakat yang santun, beretika, toleran dan jauh dari perilaku adu domba, fitnah serta taat pada pranata hukum dan sosial.

"Lalu apabila memiliki kebebasan, kebebasan itu digunakan dengan benar," katanya.

Sambil sesekali terdengar bunyi petir di kejauhan, Presiden melanjutkan sambutannya, dengan harapan agar Tuhan meridhoi permohonan yang baik dari rakyat Indonesia, permohonan akan keselamatan dan persatuan bangsa.

Ia juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan doa para jamaah.

"Atas nama negara dan pemerintah serta pribadi saya ucapkan terima kasih kepada para hadirin yang turut berdoa dan berzikir bersama," kata Presiden yang hanya memberikan sambutan sekitar 10-12 menit mengingat hujan yangtak kunjung reda dan di antara para jamaah terdapat anak-anak.

Acara zikir yang bertema "Berzikir untuk Indonesiaku" itu diadakan oleh Majelis Dzikir SBY Nurussalam, Majelis Dzikir Nurul Musthofa dan Forum Habib Nasional itu baru dimulai sekitar pukul 08.00 wib di tengah-tengah hujan gerimis. Namun para jamaah telah berdatangan semenjak pulu 06.30 wib dengan menggunakan sejumlah bus.

Selain kalangan orang dewasa, di antara jemaah yang rata-rata berpakaian serba putih atau hitam itu tampak juga anak-anak balita dalam gendongan orang tuanya.

Ketika hujan makin deras maka para jamaah di tanah lapang mulai membuka payung sementara sisanya pasrah diguyur air hujan mengingat panitia tidak mempersiapkan tenda bagi mereka.

Di area tersebut hanya terdapat tiga buah tenda, yaitu sebuah tenda utama berukuran lebih kurang 5x7 meter yang menghadap salah satu pintu gerbang Monas, yang menghadap ke arah Bank Indonesia, dan dua buah tenda yang lebih kecil. Tenda utama ditempati oleh para habib yang memimpin zikir,

Presiden Yudhoyono dan para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II antara lain Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Pendidikan Nasional M.Nuh, Menko Polhukan Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Menko Kesra Agung Laksono.

Sedangkan dua tenda yang lain yang berukuran lebih kecil diperuntukkan bagi Ibu Ani Yudhoyono dan para istri serta tenda wartawan.

Sekitar pukul 07.30 salah seorang habib telah mulai memimpin doa bersama di tengah rintik hujan. Habib yang berdiri di bawah lindungan tenda utama itu sehingga tidak terkena air hujan memohon agar hujan tersebut membawa berkah bagi bangsa Indonesia. Hal itu disambut dengan kata, "amin", oleh jamaahnya.(G003/A024)








Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010