London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak pada Senin waktu setempat memperpanjang kerugiannya disebabkan oleh tawaran terbaru China untuk mendinginkan ekonomi yang "booming", kata para pedagang.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret, turun sebesar 23 sen menjadi 73,90 dolar per barel pada sekitar 1700 GMT.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April merosot 40 sen menjadi 72,50 dolar per barel.

Aktivitas perdagangan tenang di tengah libur di sebagian besar Asia, termasuk China, dan di Amerika Serikat.

Harga telah jatuh pada Jumat di belakang upaya terbaru China untuk mengontrol ekonomi yang booming.

Bank Sentral China (The People`s Bank of China/PBoC) mengumumkan akan meningkatkan rasio cadangan deposit (giro wajib minimum) bagi bank sebesar 50 basis poin pada 25 Februari, yang merupakan peningkatan kedua sejak awal tahun.

Kenaikan rasio -- jumlah minimum uang yang bank harus jaga dalam cadangan dan tidak digunakan untuk pinjaman atau tujuan lain -- dipandang sebagai tanda terbaru bahwa Beijing sedang bergerak untuk mencegah perekonomian "overheating" (terlalu panas).

"Sementara sikap moneter ketat Beijing akan menangkis inflasi di negara itu dan menjaga ekonomi domestik dari overheating, mungkin juga menahan minat di pasar komoditas global, termasuk minyak," kata analis di JBC Energy, sebuah konsultan energi di Wina.

Pasar juga telah menyusut Jumat lalu, setelah berita tentang kenaikan tak terduga stok minyak mentah di Amerika Serikat, yang menunjukkan permintaan lamban di bangsa konsumen energi terbesar dunia itu.

Laporan utama persediaan AS untuk pekan yang berakhir 5 Februari mengatakan bahwa stok minyak mentah naik untuk keempat minggu berturut-turut, dengan 2,4 juta barel. Itu dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk kenaikan 1,3 juta barel.

Juga, stok bensin naik jauh lebih dari yang diperkirakan, menurut laporan, yang biasanya diterbitkan setiap Rabu, namun tertunda karena badai salju di timur laut Amerika Serikat.

Harga minyak telah berada di bawah tekanan dalam beberapa pekan terakhir oleh kekhawatiran yang susah dihilangkan bahwa krisis utang Yunani dapat menginfeksi negara-negara zona euro lainnya dan menghambat pemulihan ekonomi -- dan permintaan energi.

Pertemuan menteri keuangan zona euro di Brussels pada Senin diperkirakan mendukung tindakan luar biasa untuk menanamkan beberapa disiplin anggaran pada utang yang melanda Yunani.

Para pemimpin Uni Eropa, Kamis lalu, berhenti menawarkan sebuah bailout untuk menyelamatkan Yunani. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010