Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai perlu penataan kembali sistem, undang undang, kebijakan dan program aksi untuk meningkatkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Saya amati bahwa kita perlu meningkatkan derajad dan kualitas keadilan sosial...Saya ingin betul-betul menjadi bagian dari sistem, jangan hanya program-program yang suatu saat bisa mengalami pasang surut," kata Presiden di Pusat Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) Anak Bambu Apus, Jakarta Timur, Rabu.

Menurut Presiden, dengan penciptaan sistem itu maka program dan kebijakan akan bersifat lebih permanen, termasuk pembagian tugas dan tanggungjawab antara pemerintah pusat dan daerah.

"Sistem harus betul-betul mengatur apa yang mesti dilakukan oleh Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia dengan back-up pemerintah pusat dan pemerintah provinsi," katanya.

Kepala Negara menegaskan bahwa sudah menjadi tugas dari seluruh aparat negara untuk meningkatkan keadilan sosial bagi seluruh warga negara Indonesia, terutama masyarakat golongan lemah atau kaum marjinal.

"Paling tidak ada sejumlah subjek, golongan, yang harus masuk dalam kebijakan khusus, program khusus yang permanen untuk benar-benar keadilan ini kita tegakkan," katanya.

Presiden mengatakan ada empat golongan yang harus diutamakan dalam mewujudkan keadilan sosial itu yaitu pertama, keluarga yang sangat miskin yang harus mendapatkan perlakuan khusus guna menuju pemberdayaan.

"Sekarang ada yang namanya PKH (Program Keluarga Harapan), saya minta dievaluasi kembali, yang penting keluarga yang tergolong sangat miskin harus mendapat perlakuan khusus," ujarnya.

Kedua, para penyandang cacat berat. Ketiga, golongan lanjut usia (lansia), terutama lansia yang terlantar. Keempat, anak yang menghadapi maslah hukum, korban narkoba, dan anak-anak dari kalangan tidak mampu.

"Saya memberikan atensi terhadap anak karena mereka bisa kehilangan masa lalu, mereka bisa hidup belum baik di masa kini, tapi negara, kita semua, harus memberikan opportunity, peluang, masa depan yang lebih baik," katanya.

Terkait dengan masalah pendanaan, Presiden meyakini peningkatan dana akan tersedia.

"Saya yakin kalau sumber-sumber penerimaan negara benar-benar bisa dikelola dengan baik, ekonomi makin tumbuh, penerimaaan negara makin meningkat, APBN dan APBD jumlahnya makin besar, maka porsi untuk meningkatkan pembiayaan seperti ini akan tersedia," katanya.

Seusai memberikan pengarahan, Presiden mendatangi dan berdialog langsung dengan anak-anak penghuni PPKS Anak Bambu Apus dan para petugas sosial.

Presiden Yudhoyono mengunjungi antara lain ruang kelas SLB-E Handayani, ruang latihan band dan ruang latihan reog.

Di salah satu kelas tepatnya di ruang melukis kelas IX Panti Sosial Bina Remaja (PSBR), Presiden Yudhoyono menuliskan sebuah pesan untuk anak-anak. Bunyi pesan itu adalah "Anak-anakku yang ku cintai, teruslah kalian belajar dan memajukan diri agar kelak kalian memiliki kehidupan yang baik."

PPKS Anak Bambu Apus yang berada di area seluas 10,5 hektare memiliki lima unit pelayanan yang yaitu Pusat Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani untuk anak nakal yang berhadapan dengan hukum, PSBR Bambu Apus untuk anak remaja putus sekolah, Taman Balita Sejahtera, dan Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) untuk anak yang mengalami traumatik seperti perdagangan manusia dan kekerasan serta Social Development Centre for Children untuk anak jalanan.

Turut mendampingi Presiden dalam kunjungan itu antara lain Menko Kesra Agung Laksono, Mensos Salim Assegaf, Menag Suryadharma Ali, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari, Menpora Andi Malarangeng, dan Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih.(G003/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010