Durban, Afrika Selatan (ANTARA News/AFP) - FIFA hari Selasa mengabaikan keraguan tentang kesiapan Afrika Selatan untuk menyelenggarakan Piala Dunia, sementara kota-kota di seluruh negara itu menyelenggarakan pesta jalanan untuk meluncurkan pengitungan mundur 100 hari.

Presiden FIFA, Sepp Blatter, menyatakan bahwa negara tersebut siap, dan mengatakan ia terganggu oleh orang-orang yang meragukan Afrika Selatan akan berhasil menyelenggarakan turnamen 11 Juni hingga 11 Juli itu.

"Tidak begitu banyak yang menyatakan pesimismenya, tetapi selalu ada yang meragukannya. Sangat disayangkan, karena bila ada keraguan, maka tidak ada kepercayaan. Bagi saya dan FIFA, itu kadangkala menggangu kami," kata Blatter pada konferensi pers di stadion baru Durban.

"Tidak ada keraghuan, tidak ragu," katanya. "Marilah kita jalan terus, marilah selenggarakan Piala Dunia ini, dan kemudian kita bahan akhir Juli," katanya.

Ia mengatakan hal itu setelah mengunjungi 10 stadion Afrika Selatan yang akan menjadi tempat penyelenggaraan turnamen selama sebulan itu. Pembangunan sedah rampung di semua stadion itu, dan hanya dua yang akan menjadi tempat pertandingan yang harus dicoba fasilitas barunya.

"Kami berada di jalur yang benar, kami siap menyelenggarakan Piala Dunia ini dan inilah pesan utama dari lawanan inspeksi ini," kata Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke.

Penghitungan mundur 100 hari mendominasi media Afrika Selatan hari Selasa, tetapi hanya beberapa ratus orang yang bergabung dalam perayaan yang sebagian besar diselenggarakan di pusat distrik, jauh dari kota yang menjadi tempat tinggal sebagian besar penggemar sepak bola.

Ella Matlhare, yang berusia 65 tahun dari kota Sebokeng 65 Km selatan Johanesburg, mengatakan ia menyediakan dua mini-bus untuk melakukan perjalanan dua jam guna bergabung dengan sekitar 300 orang dalam pesta jalanan di distrik bisnis Sandton.

"Saya kira akan menghanyutkan, tetapi saya akan melakukannya beberapa kali lagi di lain waktu. Saya hanya memikirkan sepak bola," katanya. "Saya begitu bersemangat, setiap orang berbicara tentang Piala Dunia, kini akan diselenggarakan di sini. Tidak akan ada pembatalan."

Di Cape Town, sebuah helikopter yang mengibarkan bendera melintasi Table Mountain, sementara anak-anak sekolah mempersiapkan pelajaran "diski" -- suatu tarian yang diilhami oleh gerakan-gerakan sepak bola.

Di Durban, sekitar 1.000 orang meniup terompet "vuvuzela" -- sesuatu yang wajib dibawa para penonton Afrika Selatan -- dan menari dengan iringan "drumbeat" di luar Balai Kota.

Di tengah-tengah kegembiraan itu, beberapa orang mengatakan mereka merasa kecewa bahwa mereka tidak akan bisa menyaksikan pertandingan-pertandingan Piala Dunia, bahkan meskipun ada potongan harga tiket yang sangat besar bagi penduduk setempat.

"Ini merupakan mimpi yang menjadi kenyataan bagi Afrika Selatan, tetapi saya tidak dapat mendapatkan selembar tiket," kata Pretty Soni, seorang ibu dua anak yang mungkin seperti halnya jutaan rakyat Afrika Selatan yang tidak mempunyai pekerjaan di suatu negara tempat pengangguran yang secara resmi sebesar 24,3 persen dari jumlah penduduk, tetapi mungkin jauh lebih besar.

Afrika Selatan telah menggelontorkan 33 miliar rand (3,9 miliar dolar, 3,2 miliar euro) untuk mempersiapkan turnamen tersebut.

Di samping stadion-stadion, perbaikan bandar udara di Johannesburg, Cape Town, dan Bolemfontein sudah rampung, sementara bandara baru Durban menurut rencana akan dibuka 1 Mei.

FIFA mengatakan 2,2 dari 2,9 juta tiket telah terjual, meskipun demikian para penonton asing diharapkan akan berdatangan.

Afrika Selatan akan menampung 450.000 pengunjung asing, meskipun jumlah sebenarnya boleh jadi lebih kecil, mengingat banyak penggemar dari luar negeri masih berusaha menyembuhkan diri dari resesi global.

Negara tersebut melakukan publisitas sekitar 100 hari untuk berusaha menjamin orang asing yang akan berkunjung ke Afrika Selatan, yang merupakan salah satu negara dengan tingkat kejahatan tertinggi di dunia, yakni rata-rata 50 pembunuhan setiap hari.

Afrika Selatan telah mengeluarkan dana lebih dari 2,4 miliar rand untuk keamanan, merekrut 41.000 polisi tambahan, dan membeli perlengkapan teknologi tinggi untuk kompetisi tersebut.

Secara keseluruhan, Afrika Selatan semakin optimistis tentang Piala Dunia tersebut. Suatu survei yang dikeluarkan hari Senin menyatakan bahwa 85 persen yakin negara tersebut akan siap menyelenggarakan turnamen sepak bola terbesar di dunia tersebut.

Publik kurang yakin akan keberhasilan Bafana-Bafana, julukan tim nasional sepak bola Afrika Selatan, hanya 55 persen mengatakan mereka berpendapat tim nasional tersebut siap berkompetisi. (S005/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010