Beijing (ANTARA News) - Perdana Menteri China, Wen Jiabao, Jumat berikrar untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan di wilayah-wilayah bergolak Xinjiang dan Tibet, di mana protes keras terhadap penguasa komunis memicu pengawasan besar.

"Kami akan fokus pada perumusan dan pelaksanaan kebijakan ekonomi dan pembangunan sosial di Xinjiang, Tibet dan daerah-daerah yang berpenduduk Tibet," kata Wen, dalam pidato kenegaraannya untuk membuka sidang tahunan parlemen.

Wen juga berjanji untuk memperkuat kemampuan Polisi Bersenjata Rakyat, pasukan paramiliter besar yang ditugasi memadamkan kerusuhan di dalam negeri, suatu isu di wilayah-wilayah minoritas seperti Tibet dan Xinjiang.

Ketegangan-ketegangan etnis di wilayah barat itu telah memicu protes-protes keras dalam dua tahun terakhir, meskipun pihak keamanan memadamkannya dengan perpaduan dengan janji lunak pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Pada Maret 2008, kerusuhan-kerusuhan terhadap pemerintah yang dituduh menindas meletus di ibu kota Tibet, Lhasa.

China mengatakan, 21 orang tewas oleh `para perusuh` dan bahwa pasukan keamanan membunuh seorang `pemberontak', AFP melaporkan.

Namun pemerintah Tibet di pengasingan, yang dipimpin oleh Dalai Lama, mengklaim lebih dari 200 orang tewas dan sekitar 1.000 cedera dalam kerusuhan dan penumpasan yang dilakukan.

Kemudian pada Juli 2009, Urumqi, ibu kota wilayah Xinjiang - yang merupakan rumah bagi lebih dari delapan juta orang dan sebagian besar Muslim Uighur yang sejak lama dimusuhi pemerintah China - adalah tempat kerusuhan etnis yang menelan banyak korban.

Pemerintah mengatakan, hampir 200 orang tewas dan 1.600 lainnya cedera dalam aksi kekerasan itu, yang mengadu warga Uighur dengan anggota suku Han China yang mayoritas.

China telah menanamkan modal yang sangat besar untuk membangun daerah-daerah etnis minoritas guna meningkatkan standar hidup mereka.

Ekonomi Xinjiang, sebagai contoh, meningkat empat kali lipat menjadi 400 miliar yuan (60 miliar dolar) pada 2008 dibanding dengan 1997, kata kantor berita milik negara Xinhua dalam laporan tahun lalu.

Namun Tibet dan Xinjiang mengecam perlakuan ini merusak kebudayaan mereka, dan mengatakan bahwa suku Han yang mayoritas sering mendapatkan irisan yang tidak proporsional dari kue ekonomi wilayah itu.

Pemerintah mempunyai kebijakan untuk memindahkan anggota penduduk Han ke Xinjiang dan Tibet yang dikonsolidasikan pemerintah Beijing. Ini adalah satu gerakan yang memperburuk dan membuat marah di kalangan penduduk lokal.

(Uu.SYS/H-AK/A/B002/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010