Kuala Lumpur (ANTARA News) - Seorang artis wanita Malaysia Siti Shahrizah Saifuddin, 38 Thn, mengaku anaknya yang berusia 6 bulan telah disiksa oleh pembantu Indonesia yang telah kabur dari rumah majikannya.

Siti Shahrizah yang akrab dipanggil Eja memberikan laporan kepada polisi Mont Kiara, Kuala Lumpur, bahwa pembantunya asal Medan bernama Mona telah menyiksa anaknya, Nur Eishal, sehingga menyebabkan bibirnya berdarah dan luka pada tangan, ketika anaknya ditinggal bersama pembantunya, demikian media Malaysia, Sabtu.

Selain menyiksa anaknya, pembantu asal Medan Mona (sesuai dengan paspor) yang lebih senang dipanggil Susi, ternyata suka menggores perabotan rumah tangganya dan menghancurkan perabotan rumah tangga sebelum kabur meninggalkan rumah 18 Februari 2010.

Akibat kebiasaan menggores perabotan rumah tangga dan menghancurkan perabotan di antaranya piring, Eja mengaku kepada polisi telah menderita kerugian sekitar 50.000 ringgit (Rp137,5 juta).

Eja yang terkenal sebagai pemain film "Seputih Kasih Ramadahan" itu mengaku mengambil pembantunya dari seorang agen resmi dengan membayar 6.200 ringgit (Rp17 juta). Ia mengambil pembantu dari agensi yang resmi dan pembantunya adalah legal.

Kepada para wartawan, Eja mengaku tidak pernah marah dan menyiksa Susi, tapi menegur secara baik-baik memang dilakukan ketika melihat beberapa perabotannya terdapat goresan-goresan benda tajam dan perabotan elektronik banyak yang rusak.

Namun, ia mulai curiga saat pembantunya lebih senang dipanggil Susi dibandingkan nama yang tertera di paspornya, Mona. Dalam paspor usianya 29 tahun, tapi melihat wajah dan tingkah lakunya masih di bawah usia tersebut.

Menurut dia, Susi merupakan pembantu yang tidak boleh ditegur karena dia akan balas dengan melakukan kerusakan perabotan rumahnya mulai dari pintu kamar, tangga, lantai hinggalah perabotan rumah tangga, hingga barang elektronik.

Awalnya, majikan menduga pembantunya saat bekerja kasar sehingga banyak membuat goresan. Namun setelah pembantunya kabur ternyata banyak lagi perabotan yang dirusaknya.

Beberapa media cetak seperti Berita Harian dan Harian Metro telah menempatkan berita ini di halaman satu.

(T.A029/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010