Niamey (ANTARA News/Reuters) - Junta militer yang berkuasa di Niger telah memecat delapan gebernur -- semuanya pendukung rezim sebelumnya -- dan mengganti mereka dengan tentara.

Tindakan yang diumumkan Rabu malam itu memperketat cengkeraman junta atas kekuasaan di negara penghasil uranium itu setelah mereka menggulingkan bekas presiden Mamadou Tandja dalam serangan spektakuler di ibukota bulan lalu, berjanji untuk membasmi korupsi dan mengadakan pemilihan.

"Dengan dekrit kepala negara, pemimpin junta Djibo Salou, Kolonel Yaye Garba ditunjuk sebagai gubernur daerah Agadez," seorang jurubicara junta mengatakan di radio negara, terus mengumumkan gubernur baru lainnya.

Pemecatan Tandja diterima dengan hangat oleh rakyat Niger, yang marah karena pelanggaran konstitusionalnya tahun lalu yang memberinya kekuasaan lebih luas dan memperpanjang pemerintahnya melewati akhir mandat keduanya, Desember.

Tandja masih dalam tahanan rumah di sebuah vila di Niamey menyusul kudeta tersebut, meskipun junta telah membebaskan sebagian besar anggota pemerintahnya.

Meskipun ada kekacauan politik dan kehadiran penjahat, gerilyawan Tuareg, sel al-Qaida di utara, Niger telah menarik miliaran dolar investasi untuk pembangunan mineral dan minyak, termasuk dari raksasa nuklir Prancis Areva dan China National Petroleum Corp.

Masyarakat internasional mendesak junta untuk melakukan pengalihan cepat ke pemerintah sipil dan membalikkan serangkaian sanksi yang dijatuhkan pada pemerintah Tandja.

Bagaiamanapun penguasa militer baru telah menandakan mereka mungkin akan mengejar sejumah kasus korupsi tingkat tinggi sebelum membuat persiapan untuk pemilihan. (S008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010