Banda Aceh (ANTARA News) - Badan Intelijen Negara (BIN) membantah jika mereka pernah menerima laporan mengenai adanya gerakan dan pelatihan kelompok teroris di pedalaman Provinsi Aceh.

"Tidak benar kami pernah dilapori adanya pelatihan teroris di pedalaman hutan Aceh Besar, seperti disampaikan oleh Fauzi Nasution dari Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C)," kata Kaposwil BIN Aceh, Brigjen (TNI) Erfi Triassunu di Banda Aceh, Kamis.

Bantahan itu disampaikan menjawab pernyataan Fauzi Nasution dari Mer-C yang mengaku sudah memberitahukan adanya gerakan dan pelatihan kelompok radikal di pedalaman Aceh kepada BIN.

Pernyataan itu disiarkan salah satu media cetak harian terbitan Banda Aceh.

Pernyataan Fauzi Nasution itu, kata Erfi kemungkinan sebagai usaha untuk mengalihkan isu karena adanya karyawan Mer-C yang terlibat dalam jaringan teroris tersebut.

"Jika pun ada laporan maka pasti akan ditindaklanjuti, atau diteruskan kepada pihak berwajib," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Hasbi Abdullah, juga membantah keterlibatan mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dalam latihan kelompok jaringan teroris di pedalaman hutan Aceh Besar.

"Perlu saya tegaskan bahwa secara organisasi bahwa tidak ada mantan anggota GAM/KPA yang terlibat. Jika pun ada, mungkin itu juga pribadi mereka di luar organisasi," katanya menjelaskan.

Ia menegaskan, pascapenandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) antara Pemerintah RI dengan pihak GAM, maka para kombatan (eks GAM) tersebut telah berkomitmen penuh menjaga perdamaian.

"Bahkan persenjataan yang pernah dimiliki eks GAM tersebut semuanya telah diserahkan kepada tim yang difasilitasi Henry Dunant Center (HDC)," katanya menjelaskan.

Ketika ditanya apakah Munir alias Abu Rimba (28) itu mantan GAM, Hasbi yang juga anggota DPRA fraksi Partai Aceh (PA) DPRA, menyatakan bisa jadi atau tidak.

"Saya tidak tahu persis tentang Abu Rimba. Coba tanya kepada para petinggi KPA (Komite Peralihan Aceh). Yang jelas, saya tegaskan jika ada mantan GAM yang terlibat, maka itu pribadi dan bukan organisasi," tegasnya.

(T.A042/Z003/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010