Temanggung (ANTARA News) - Fatwa haram merokok yang dikeluarkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tidak menyurutkan petani di lereng Gunung Sumbing, Temanggung, untuk menanam tembakau tahun ini.

Kepala Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Subakir di Temanggung, Selasa, mengatakan, petani tetap menanam tembakau seperti tahun-tahun sebelumnya meskipun ada fatwa hukum merokok haram.

Ia mengatakan, pada bulan Maret ini petani di lereng Gunung Sumbing sudah mulai menanam tembakau. Lahan pertanian di Desa Legoksari sekitar 185 hektare dan menjelang musim kemarau ini ditanami tembakau.

"Sebenarnya kami khawatir dengan fatwa haram merokok itu akan mempengaruhi permintaan tembakau, tetapi petani tetap menanam tembakau pada musim ini karena hanya tembakau yang dapat ditanam saat memasuki kemarau dan selama ini menjadi komoditas andalan kami," katanya.

Ia mengatakan, kalau sudah ada bukti komoditas lain bisa sebagai

pengganti tembakau petani akan menanamnya.

Desa Legoksari merupakan salah satu daerah penghasil tembakau terbaik di Temanggung yang dikenal dengan tembakau srintil. Produksi tembakau di desa tersebut sekitar sembilan kuintal per hektare.

Tembakau dari Legoksari berkadar nikotin dan tar tinggi, masuk grade E, F,G, dan H. Pada panen 2009, tembakau grade E harga mencapai Rp250 ribu per kilogram, grade G Rp350 ribu per kilogram, dan grade H bisa mencapai Rp400 ribu per kilogram.

Seorang petani Ahadi mengatakan, setelah menanam sayur mayur seperti cabai dan bawang merah, menjelang kemarau petani beralih menanam tembakau, karena hanya tanaman ini yang bisa bertahan hidup dan menghasilkan saat kemarau.

"Tembakau tetap menjadi komoditas andalan kami, maka kami tetap menanamnya," katanya.

Ia mengatakan, pengolahan lahan telah dilakukan sejak Februari dan memasuki Maret-April mulai ditanami dan pada pertengahan Juli sudah panen.

Menurut dia, daerah atas penanaman tembakau lebih awal agar bibit tembakau yang ditanam masih mendapatkan air hujan untuk pertumbuhannya karena tidak ada irigasi dan memasuki kemarau tanaman tembakau telah berdaun dan tidak butuh pengairan. (Ant/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010