Sukabumi (ANTARA News) - Bayi kembar empat yang lahir dari rahim Ny Aisyah (32), warga Kampung Lebak Wangi, Desa Palasari Hilir, Kecamatan Parungkuda, Sukabumi, Jawa Barat, Senin siang akhirnya meninggal dunia setelah beberapa jam sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat.

Proses kelahiran yang berlangsung lancar itu terjadi pada Senin dinihari sekitar pukul 01.45 WIB, namun keempat bayi yang tiga diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan satu perempuan akhirnya meninggal dunia pada pukul 11.00 WIB.

Sementara ibu sang bayi kembar yang terlihat shock masih mendapatkan perawatan di RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi.

"Satu bayi lainnya meninggal lebih dulu setelah sempat hidup selama lima menit. Namun, tiga bayi lainnya meninggal sebilan jam setelah dilahirkan atau sekitar pukul 11.00 WIB," kata Direktur Utama RSUD Syamsudin, Kota Sukabumi, Suherman. kepada wartawan.

Menurut dia, meninggalnya bayi kembar empat itu disebabkan karena bayi itu dalam keadaan prematur, sehingga mengalami gangguan pernafasan.

"Meski, semua tubuhnya sudah lengkap, namun paru-parunya masih lemah sehingga terjadi gangguan pernasafan atau Respiratory Distress Syndrome. Ibunya melahirkan saat kandungannya berusia 22 minggu," kata Suherman.

Menurut Suherman, pihaknya tidak bisa mengatasi ketiga bayi kembar yang sempat hidup selama sembilan jam itu karena alat ventilator atau oksigen tidak bisa digunakan oleh bayi dengan berat badan dibawah satu kilogram, sementara bayi kembar empat itu berat badannya sekitar 600 hingga 700 gram.

"Sebenarnya kami bisa mengatasi gangguan pernasafan kepada bayi tersebut, namun obat Sufaktan untuk melicinkan gerak paru-paru tidak ada. Harganya pun mahal sekitar Rp5 juta/bayi," kata Dokter Spesialis Anak, dr Hasan Basri.

Sementara itu, Ayah kandung bayi kembar, Yusuf (38) menuturkan, pihak keluarga tidak menyangka istrinya akan melahirkan bayi kembar.

"Awalnya istri mau berobat ke rumah sakit karena sakit pada bagian kakinya. Istrinya terlebih dahulu dibawa ke RSUD Sekarwangi Cibadak, Kabupaten Sukabumi, namun rumah sakit tersebut merujuk Aisyah ke RSUD Syamsudin, Kota Sukabumi," katanya.

Ia tak menyangka istrinya melahirkan di RSUD Syamsudin, padahal usia kehamilannya baru berusia sekitar enam bulan, apalagi setelah diketahui istrinya melahirkan bayi kembar empat.

Harapan pun pupus, setelah bayi kembar empat tersebut akhirnya meninggal dunia.

"Saya hanya bisa pasrah menerima takdir ini," katanya.

(ANT/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010