Makassar (ANTARA News) - Ratusan keluarga korban KM Teratai Prima yang sebelumnya menginap di tempat pengunsian dan dapur umum yang telah disiapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Barat (Sulbar) akhirnya dipulangkan ke kota Parepare, Sulsel.

"Ratusan keluarga korban KM teratai Prima yang sebelumnya menginap di  pengunsian dan dapur umum sudah kita pulangkan dengan menggunakan bus ke kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel)," ujar Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) H Anwar Adnan Saleh, di Makassar, Senin.

Pemindahan keluarga koban ini dilakukan karena posko Search and Rescue (SAR) sudah dipusatkan di kota Parepare, Sulsel. Meskipun keluarga korban sudah dipindaahkan, namun posko SAR di Majene, Sulbar tetap dibuka untuk umum.

Sementara itu adanya dugaan yang menyebutkan jika Pemprov Sulbar tidak maksimal membantu keluarga dan tim Search and Rescue (SAR) dalam melakukan pencarian korban KM Teratai Prima disanggah oleh Gubernur Sulbar.

Menurutnya, sebelum tim SAR datang ke Majene pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan para muspida dan meminta kepada seluruh Camat, Lurah dan kepala desa untuk membantu melakukan pencarian korban serta mendirikan posko darurat.

"Kami sudah berusaha maksimal untuk membantu para keluarga korban untuk menyisir beberapa tempat, namun karena keterbatasan alat komunikasi (alkom) membuat pencarian tidak berjalan dengan maksimal," katanya.

Dirinya bahkan mengaku telah melakukan pencarian dan penyisiran dengan menggunakan helikopter. "Waktu Direktorat Jenderal (Dirjen) Perhubungan ikut melakukan pemantauan dan pada saat berada di Majene, Sulbar, saya sudah menjelaskan jika kami kesulitan karena tidak mempunyai alat komunikasi," katanya.

Terkait banyaknya nelayan yang menemukan korban selamat KM teratai Prima karena para nelayan lebih banyak berada di sekitar selatan daerah tenggelamnya KM Teratai Prima.

"Hari pertama pencarian korban KM Teratai Prima, tim SAR lebih banyak melakukan pencarian di sekitar arah barat laut sementara arus gelombang laut mengarah ke selatan laut. Makanya nelayan lebih banyak menemukan korban selamat," ujarnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009