Denpasar (ANTARA News) - Pesatnya perkembangan proyek pembangunan di Malaysia, khususnya bidang kontruksi di semenanjung kota Johorbaru memberikan kesempatan sedikitnya kepada 200.000 tenaga kerja Indonesia (TKI).

"Peluang yang ada di negeri tangga itu dimanfaatkan secara maksimal dalam mengatasi masalah tenaga kerja di Indonesia," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNT2TKI) Moh Jumhur Hidayat di Kuta, Bali Rabu.

Ketika membuka Lokakarya Peluang Kerjasama sektor Formal Indonesia-Malaysia dalam penempatan TKI yang melibatkan 172 peserta dari pengusaha Indonesia dan Malaysia, ia mengatakan, satu perusahaan ada yang membutuhkan 500 TKI.

Dari 57 perusahaan di Malaysia yang telah mendaftarkan diri sanggup menampung lebih dari 200.000 TKI. Indonesia memanfaatkan peluang tersebut secara maksimal dengan mengirim tenaga terampil.

Jumhur Hidayat menjelaskan, Malaysia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, namun hal itu tidak diimbangi dengan penyediaan tenaga kerja.

Malaysia dari segi demografis lebih mudah mendatangkan tenaga kerja asing dari Indonesia dibanding dengan negara lainnya seperti Vietnam dan Pilipina.

Oleh sebab itu peluang Indonesia mengirim tenaga kerja ke Malaysia sangat terbuka lebar, mengingat Malaysia mengalami kekurangan tenaga kerja.

Jumhur Hidayat menjelaskan, beberapa pengusaha Malaysia yang diundang dalam kegiatan kali ini di Bali langsung menawarkan kesempatan kerja di Negeri Jiran.

Kontrak kerja satu hingga dua tahun. Selain bidang kontruksi juga terbuka luas untuk sektor perkebunan, pertanian dan usaha industri.

Sementara Deputi Kerjasama Luar Negeri dan Promosi BNP2TKI Ramli Saud SH menambahkan, TKI yang bekerja di sektor formal di Malaysia digaji Rp5-8 juta per orang sebulan.

"Jika ada 200.000 TKI yang direkrut dalam pertemuan di Bali, selama dua tahun kontrak kerja menghasilkan devisa sekitar Rp360 miliar," ujar Ramli Saud.
(ANT/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010