Jakarta (ANTARA News) - Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia Ibnu Hamad mengatakan Partai Demokrat hendaknya memperkuat kelembagaan partai untuk pengembangan partai jangka panjang.

"Selama dua kali Pemilu pada 2004 dan 2004 kekuatan Partai Demokrat didominasi oleh popularitas tokoh Susilo Bambang Yudhoyono," kata Ibnu Hamad di Jakarta, Minggu.

Ibnu menjelaskan, tidak bisa dipungkiri Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut menjadi tokoh sentral yang sangat kuat di internal partai

Menurut dia, popularitas Yudhoyono sebagai figur sentral tidak bisa terus dipertahankan sehingga perlu ditransformasikan secara kelembagaan.

Kekuatan figur Yudhoyono, kata dia, secara bertahap hendaknya menjadi kekuatan sistem di internal partai, karena pada Pemilu 2014 Yudhoyono tidak bisa mencalonkan lagi sebagai calon Presiden dan kemungkinan tidak akan aktif lagi pada ranah politik praktis.

"Harus diakui keberadaan Pak Yudhoyono sangat sentral dan menguntungkan Partai Demokrat selama dua kali Pemilu, tapi ke depan saya lihat tidak ada figur sekuat Pak Yudhoyono saat ini," kata Ibnu.

Ia mengingatkan, pengurus dan kader Partai Demokrat untuk segera melakukan transformasi dari kekuatan figur menjadi kekuatan sistem dalam kelembagaan.

"Kelembagaan Partai harus diperkuat agar Partai Demokrat ke depan bisa tetap eksis dan kuat," katanya.

Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia ini melihat dari tiga kandidat ketua umum Partai Demokrat hingga saat ini hanya Anas Urbaningrum yang secara tegas memiliki visi untuk memperkuat kelembagaan partai.

Menurut dia, program memperkuat kelembagaan partai merupakan langkah tepat untuk menyelamatkan dan memperkuat partai dalam perspektif jangka panjang.

"Sangat disayangkan jika Partai Demokrat yang merupakan partai pemenang Pemilu 2009 jika tidak dikelola secara tetap bukan tidak mungkin perolehan suaranya akan turun pada Pemilu 2014," kata Ibnu.
(T.R024/B013/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010