Jakarta, 26 April 2010 (ANTARA) - PT Bank Internasional Indonesia Tbk ("BII" atau "Bank") hari ini mengumumkan laba bersih sebesar Rp208 miliar pada kuartal pertama yang berakhir 31 Maret 2010, suatu peningkatan yang sangat signifikan dari Rp4 miliar pada kuartal pertama tahun sebelumnya yang berakhir pada 31 Maret 2009. Kenaikan ini didukung oleh pertumbuhan bisnis yang solid pada semua bisnis inti dan membaiknya proses bisnis Bank. Secara kuartalan, laba bersih naik sebesar 46% dari Rp142 miliar pada kuartal empat 2009.

     Setelah selesainya proses akuisisi BII oleh Malayan Banking Berhad ("Maybank"), Manajemen Baru yang telah lengkap sejak akhir Mei 2009 telah menetapkan landasan untuk pertumbuhan bisnis jangka panjang. Perbaikan pada semua aspek operasional sebagai hasil dari penguatan basic fundamental mulai terlihat pada kuartal pertama 2010.

     Pendapatan operasional Bank setelah provisi meningkat sekitar 20 kali menjadi Rp275 miliar pada Maret 2010 dibandingkan Rp13 miliar pada tahun sebelumnya. Pendapatan bunga bersih naik 6% sementara marjin bunga bersih pada periode tersebut meningkat menjadi 5,98%. Fee based income Bank juga naik sebesar 17% dan cost to income ratio juga membaik menjadi 63,93% dibandingkan 66,50% tahun sebelumnya.

     Presiden Direktur dan CEO BII, Ridha Wirakusumah mengatakan, "Saat ini Bank sedang memperkuat pertumbuhan bisnis setelah fokus pada proses konsolidasi tahun lalu, dan menetapkan landasan yang kuat untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. Saya melaporkan bahwa semua segmen bisnis telah menunjukkan perbaikan yang signifikan. Hal ini membuktikan bahwa kami berada pada jalur yang tepat sejalan dengan visi kami untuk menjadi Bank Terbaik pada Segmen Pasar yang Dilayani.

     Pada tiga bulan pertama 2010, portofolio kredit Bank mencapai Rp40,3 triliun atau tumbuh sebesar 8% dari tahun sebelumnya. Hal ini terutama berasal dari segmen Perbankan Konsumer Bank yang naik 21% dibandingkan tahun lalu. Kredit pada segmen UKM & Komersial tumbuh sebesar 14% menjadi Rp14,3 triliun pada Maret 2010 dari Rp12,6 triliun pada Maret tahun lalu.

     Upaya untuk memperbaiki kualitas aset terus memperlihatkan hasil, di mana rasio kredit bermasalah (NPL) bruto turun menjadi 2,84% dari 4,50% tahun sebelumnya. Demikian juga NPL bersih membaik menjadi 1,97% pada kuartal pertama 2010 dari 2,61%. Bank terus menerapkan pengawasan kredit yang lebih ketat, melakukan pengawasan melekat terhadap debitur yang ada, serta restrukturisasi kredit dengan cepat untuk memastikan kualitas aset yang baik.

     Jumlah simpanan nasabah meningkat 14% menjadi Rp46,7 triliun pada 31 Maret 2010 dari Rp41,0 triliun pada Maret 2009. Giro dan Tabungan (CASA) BII pada akhir Maret 2010 mencapai 42% dari total simpanan nasabah.

     Membaiknya biaya pendanaan telah memberikan kontribusi pada peningkatan bunga bersih menjadi Rp809 miliar dari Rp762 miliar tahun sebelumnya.

     Pendapatan operasional lainnya (fee based income) per 31 Maret 2010 meningkat sebesar 17% menjadi Rp474 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama berasal dari kenaikan fee kartu kredit, trade finance, remittances dan fee jasa lainnya.

     Total biaya penyisihan kerugian kerugian (termasuk estimasi komitmen dan kontinjensi) turun sebesar 50% menjadi Rp188 miliar pada Maret 2010 dari Rp378 miliar tahun sebelumnya, sementara provision coverage membaik menjadi 84,86% pada Maret 2010 dari 70,62%. Saat ini tingkat provisi Bank kembali pada level yang normal setelah membukukan tambahan provisi one time event untuk beberapa kredit korporasi yang telah ada pada 2009.

     "Melihat pertumbuhan bisnis yang dicapai selama kuartal pertama 2010, Saya melihat prospek yang lebih baik pada masa depan BII," kata Ridha. "Usaha-usaha untuk memperbaiki komposisi pendanaan terus dilakukan melalui produk-produk inovatif dan program loyalitas yang berkelanjutan. Bank baru saja menyelesaikan putaran pertama program tabungan "Biingkisan Beruntun", yang telah mendorong simpanan nasabah meningkat sebesar 14% dan dalam waktu dekat akan meluncurkan "Biingkisan Beruntun" putaran kedua."

     Ridha menambahkan bahwa selama fase kedua program transformasi yang fokus pada pengembangan produk unggulan, baru-baru ini Bank telah meluncurkan produk inovatif kartu kredit "BII Visa Lion Air" bekerja sama dengan Lion Air dan Visa International.

     "Kartu kredit BII Visa Lion Air yang baru saja diluncurkan akan meningkatkan volume bisnis kartu kredit. Didukung oleh layanan prima dan keragaman fitur-fitur kartu kredit BII Visa Lion Air, Saya optimis kami dapat memperbaiki posisi kami di pasar kartu kredit," kata Ridha.

     "Dengan rencana ekspansi kantor cabang sebanyak 200 kantor pada tiga tahun mendatang, kami akan mampu menjangkau nasabah lebih banyak dan meningkatkan market share di industri perbankan. Selanjutnya, rights issue yang telah dilakukan pada April 2010 akan memperkuat modal inti Bank dan memastikan bahwa Bank siap untuk pertumbuhan jangka panjang," kata Ridha.

     Anak perusahaan Bank, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM) juga mencatat kenaikan yang signifikan pada laba bersih dari Rp3,4 miliar menjadi Rp35,4 miliar. Jumlah pembiayaan WOM mencapai Rp1,630 miliar atau naik 115% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu dengan tingkat NPL terkelola dengan baik pada level di bawah 2,5%.

     Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa

    
Hari ini BII juga menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Luar Biasa (RUPSLB). RUPST di antaranya menyetujui Laporan Direksi tentang kinerja Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2009 dan pengesahan Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2009, sedangkan RUPSLB menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sesuai dengan UU No.40 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Bank Indonesia tentang pelaksanaan Good Corporate Governance.

     Catatan untuk editor:
     BII adalah salah satu bank terbesar di Indonesia dengan jaringan internasional yang memiliki 261 cabang, 772 ATM dan 15 CDM (Cash Deposit Machines) BII di seluruh Indonesia, dan juga sudah terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM yang tergabung dalam Jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS dan jaringan MEPS di Malaysia dan sekaligus terhubung dengan 2.500 ATM Maybank di Malaysia dan Singapura serta memiliki kantor cabang luar negeri di Mauritius, Mumbai dan Cayman Islands. Dengan total simpanan nasabah sebesar Rp47 triliun dan aset sebesar Rp62 triliun, BII menyediakan serangkaian jasa keuangan melalui kantor cabang dan jaringan ATM, phone banking dan internet banking. BII telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BNII) dan aktif di sektor UKM/Komersial, Konsumer dan Korporasi. BII menyediakan produk dan jasa untuk perusahaan berskala menengah dan komersial serta menyediakan kepada individu produk-produk kartu kredit, KPR, deposito, pinjaman dan layanan wealth management. Sedangkan layanan untuk nasabah korporasi adalah pinjaman, trade finance, cash management, kustodian dan foreign exchange.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010