New York (ANTARA News/AFP) - Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh pada Rabu sebagai dampak dari demonstrasi fatal (yang menimbulkan kematian) di Yunani bergema di seluruh pasar dunia.

Dow turun 59,94 poin (0,55 persen) mengganti beberapa kerugian sebelumnya berdiri di 10.866,83 di penutupan perdagangan.

Indeks komposit Nasdaq turun 21,96 poin (0,91 persen) menjadi 2.402,29 dan indeks Standard & Poor`s 500 turun 7,72 poin (0,66 persen) menjadi 1.165,88.

Keadaan kerusuhan di Athena, yang menewaskan sedikitnya tiga orang, berdampak ke lantai perdagangan New York Stock Exchange, menimbulkan keprihatinan mengenai krisis utang zona euro yang lebih luas.

"Perasaan mendalam pada situasi Eropa tak dapat diragukan, karena sebuah pendorong laporan pekerjaan dari ADP Employment Services (Jasa Ketenagakerjaan) berlalu tanpa minat membeli apapun," kata Patrick O`Hare dari Briefing.com.

Sebelumnya,perusahaan gaji (payrolls) ADP mengatakan perekonomian AS menciptakan 32.000 pekerjaan sektor swasta pada April, lebih baik dari ekspektasi pasar.

Namun angka positif itu tidak cukup untuk menenangkan kekhawatiran tentang zona euro yang diperburuk oleh kerusuhan Yunani dan peringatan dari lembaga pemeringkat Moody`s bahwa pihaknya bisa menurunkan peringkat utang Portugal dalam waktu tiga bulan.

Moody`s mengatakan telah menempatkan peringkat obligasi pemerintah Portugal AA2 "pada kajian untuk kemungkinan diturunkan" dan memperingatkan pihaknya dapat menurunkan hingga dua tingkat karena memburuknya keuangan publik dan pertumbuhan lemah.

Ketakutan atas zona euro menjaga mata uang tunggal Eropa di bawah tingkat 1,30 dolar, setelah mencapai terendah 12-bulan pada Selasa di tengah kekhawatiran bahwa krisis utang Yunani akan menyebar ke perekonomian Uni Eropa lainnya yang kesulitan.

Pada Selasa, Dow jatuh lebih dari 200 poin, ditutup turun dua persen, pada kekhawatiran bahwa Spanyol bisa melihat peringkat utangnya diturunkan lagi, memaksanya untuk mengikuti Yunani kepada IMF dan negara Eropa dalam mencari pinjaman bailout sendiri.

Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero menolak desas-desus itu, seperti yang dilakukan IMF, tapi ketakutan sudah cukup untuk mengetuk saham Spanyol turun lima persen, menciptakan kerugian di pasar global. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010