Yogyakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, AAGN Ary Dwipyana MSi, menilai bahwa mundurnya Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan dapat menjadi momentum presiden untuk melakukan perombakan (reshuffle) kabinet.

"Pengunduran diri Sri Mulyani bisa menjadi momentum bagi presiden untuk melakukan reshuffle kabinet, hanya masalahnya apakah pergantian menteri itu dalam skala luas atau hanya untuk mengisi jabatan menteri keuangan saja," katanya di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, dalam masalah ini tentunya presiden akan mengambil langkah yang paling kecil risikonya terutama untuk mempertahankan dan konsolidasi partai-partai yang tergabung dalam koalisi.

"Kemungkinan besar presiden akan mengambil langkah reshuffle terbatas dengan hanya mengisi jabatan menteri keuangan yang kosong, sedangkan untuk reshuffle yang lebih luas cukup mengandung risiko terhadap soliditas koalisi sehingga kecil kemungkinan presiden akan mengocok ulang komposisi kabinet," katanya.

Ia mengatakan, jika nanti presiden hanya akan melakukan reshuffle terbatas, maka kemungkinan besar akan diambil pilihan dari orang yang tidak berbasis partai politik.

"Kemungkinan besar presiden akan mengambil orang dari luar partai politik untuk menduduki jabatan menteri keuangan karena jika dari partai politik juga akan berisiko terhadap koalisi, meskipun saat ini konsolidasi koalisi sudah terbangun kembali dengan terpilihnya Aburizal Bakrie sebagai Ketua Sekretariat Bersama," katanya.

Ary mengatakan, tawaran dari Bank Dunia untuk Sri Mulyani ini merupakan momentum yang terbuka bagi berbagai pihak untuk "menyelamatkan muka".

"Bagaimanapun juga Sri Mulyani terkena tekanan politik yang sedemikian ini secara pribadi tentunya juga menyulitkan dia, sehingga tawaran ini dapat menjadi penyelamat bagi Sri Mulyani," katanya.

Ia mengatakan, di pihak lain tawaran ini juga menjadi akses strategi yang bisa mendamaikan perseturuan pendukung koalisi terutama dengan Partai Golkar.

"Ini terlihat setelah Sri Mulyani pergi kemudian ada kesepakatan kesepakatan yang dibangun dengan menempatkan Aburizal Bakrie dalam posisi penting, momentum ini menjadi tempat bertemunya berbagai modus," katanya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengajukan pengunduran diri karena menerima tawaran dari Bank Dunia sebagai Managing Director mulai 1 Juni 2010.

Sri Mulyani akan menggantikan Juan Jose Daboub. Daboub, mantan Menteri Keuangan El Salvador, yang akan berakhir jabatannya pada 30 Juni 2010.
(U.V001/H008/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010