Jambi (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batanghari mencatat, tingginya intensitas curah hujan menyebabkan debit air Sungai Batanghari, Jambi dalam sepekan terakhir meningkat signifikan.

"Air Sungai Batanghari menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan, dari ambang batas normal hingga waspada hanya terjadi dalam sepekan," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Batanghari, Makmun di Batanghari, Kamis.

Pada Kamis (19/11) alat pengukur ketinggian muka air yang dipasang BPBD Kabupaten Batanghari menunjukkan ketinggian muka air masih dalam ambang batas normal. Namun pada hari ini Kamis  (26/11) pukul 06.00 WIB ketinggian muka air Sungai Batanghari sudah berada di angka 251 sentimeter atau dalam kategori siaga III (waspada).

Baca juga: Luapan Sungai Batanghari banjiri 1.209 rumah

Selain tingginya intensitas curah hujan, meningkatnya debit air Sungai Batanghari tersebut juga di sebabkan oleh air kiriman dari hulu sungai. Seperti dari Kabupaten Sarolangun, Bungo dan Tebo, di mana sejak tiga hari terakhir debit sungai di tiga daerah tersebut meningkat cukup signifikan.

"Meski posisi alat pengukur ketinggian air (APKA) terus mengalami kenaikan, kita belum menerima laporan bencana banjir dari masyarakat, baik dari desa dan dari kecamatan," kata Makmun.

BPBD Batanghari menghimbau masyarakat untuk waspada banjir karena luapan air Sungai Batanghari tersebut, terutama desa dan kelurahan yang berada di sepanjang bantaran Sungai Batanghari.

"Ada 86 desa dan kelurahan di daerah itu yang selalu terendam banjir jika debit air Sungai Batanghari sudah meluap," katanya.

Baca juga: BPBD Dharmasraya imbau warga aliran Batanghari waspada

Selain waspada banjir, ia juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman binatang buas yang keluar karena sarangnya yang terendam seperti ular.

"Masyarakat yang pemukimannya berada di bantaran sungai juga diimbau waspada terhadap longsor, karena arus sungai cukup deras saat debit air meningkat," kata Makmun.

Baca juga: Sungai Batanghari terus alami pendangkalan

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020