Samarinda (ANTARA News) - Film Menculik Miyabi yang dikhawatirkan akan mendapat reaksi keras dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda dan Front Pembela Islam (FPI) ternyata digandrungi kaum remaja di kota itu.

Dari pantauan, puluhan remaja terlihat mengantri untuk mendapatkan tiket Film Menculik Miyabi yang diputar di Studio 21 Samarinda Central Plaza (SCP), Selasa.

"Saya penasaran, sebab selama ini film menculik Miyabi itu digambarkan sebagai film porno," ungkap seorang remaja, ditemui saat menngantri tiket untuk menyaksikan Film Menculik Miyabi.

Remaja putri yang mengaku baru duduk di kelas dua sebuah SMP di Samarinda itu mengaku penasaran dengan cerita teman-temannya yang telah menyaksikan film Menculik Miyabi yang diperankan langsung bintang film porno asal Jepang, Maria Ozawa.

"Katanya, film ini tidak mengandung unsur porno saya sangat penasaran dan ingin menyaksikan langsung. Apalagi, film ini diperankan sendiri oleh Maria Ozawa," ujar pelajar tersebut.

Film garapan Maxima Pictures berdurasi lebih satu jam itu ternyata jauh dari sensasi yang ditimbulkan sebelum diputar.

Justru, film yang dibintangi Nicky Tirta yang berperan sebagai Kevin, Hardi Fadillah yang memerankan tokoh Bimo, Farish Nahdi sebagai Ann dan aktris yang juga bermain di film `Suster Keramas, Herfiza Novianti yang memerankan sosok Jessica, justru lebih menonjolkan drama komedi ketimbang adegan porno.

Justru sosok Miyabi yang menjadi sentral pada film itu, tidak menjadi dominan.

Sosok bintang bokep Jepang itu hanya dimunculkan pada awal dan `ending` (akhir) film yang sempat mendapat reaksi keras dari berbagai ormas Islam dan MUI itu.

Bahkan, akting Maria Ozawa alias Miyabi, jauh dari kesan seronok, seperti yang dikahwatirkan banyak pihak.

"Saya tidak melihat sosok Miyabi sebagai bintang porno pada film ini. Bahkan, saya menilai film ini hanya cerita komedi dan sedikit dibumbui drama percintaan dan jauh dari kesan porno, seperti yang diributkan selama ini," ungkap seorang warga Samarinda, Rudi, ditemui usai menyaksikan film Menculik Miyabi itu.

Bahkan kata dia, film Menculik Miyabi jauh dari kesan vulgar dibanding film Indonesia lainnya.

"Saya menilai, tidak ada satu adegan syur pun yang ditampilkan Miyabi pada film itu. Memang, ada aksi yang sedikit seronok pada flm itu tapi menurut saya itu masih dalam taraf wajar. Justru, banyak adegan di sinetron yang lebih vulgar dibanding film ini," ujar Rudi yang mengaku sebagai mantan aktifis di Samarinda itu.

Seorang penonton lainnya, Rani, mengatakan, film Menculik Miyabi itu tidak seheboh dibandingkan kontroversi yang selama ini diperbincangkan.

"Tidak ada yang bisa dipetik dari film itu sebab baik alur cerita apalagi adegan syur yang selama ini diributkan tidak terbukti," ujar Rani

Sementara, Manajer Studio 21 SCP, Bono mengakui, pemutaran perdana film itu berlangsung sejakKamis, 6 Mei 2010 lalu.

"Setiap hari, film Menculik Miyabi dipurt enam kali dan ditonton berkisar antara 45 hingga 600 orang," ungkap Manajer Studio 21 SCP tersebut.

Film Menculik Miyabi kata Bono, banyak diminati kalangan remaja, katanya.(Ant/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010