InsyaAllah (pemerintah) akan melakukan vaksinasi dalam waktu dekat. Bank Indonesia juga ikut mendanai vaksin ini dari sebagian dana burden sharing APBN 2020
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menekankan ketersediaan vaksin dan penerapan protokol kesehatan merupakan syarat utama dalam mewujudkan pemulihan ekonomi dari tekanan krisis akibat COVID-19.

“Saya jelaskan ada satu kondisi prasyarat yaitu adalah vaksinasi dan disiplin protokol COVID-19 karena memang epicentrum permasalahan yang kita hadapi ini adalah COVID-19,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam diskusi daring di Jakarta, Senin.

Perry Warjiyo menyatakan langkah pemerintah untuk memesan vaksin dan melakukan vaksinasi dalam waktu dekat akan semakin membangun optimisme pemulihan ekonomi.

InsyaAllah (pemerintah) akan melakukan vaksinasi dalam waktu dekat. Bank Indonesia juga ikut mendanai vaksin ini dari sebagian dana burden sharing APBN 2020,” ujar Perry Warjiyo.

Baca juga: 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac tiba di Indonesia

Tak hanya itu, Gubernur BI itu menyebutkan syarat kedua dalam merealisasikan pemulihan ekonomi dari dampak COVID-19 adalah adanya sinergi yang baik dari berbagai pihak.

“Penguatan sinergi dan membangun optimisme pemulihan ekonomi perlu kita bangun. Kita perkuat,” tegas Perry Warjiyo.

Ia menuturkan berbagai prasyarat tersebut harus dilakukan seiring dengan mulai terlihatnya prospek ekonomi Indonesia 2021 yang lebih baik.

Baca juga: Sri Mulyani: Anggaran vaksin dan kesehatan 2021 capai Rp169,7 triliun

Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan IV akan mampu mencetak angka positif seiring dengan pemulihan yang telah terjadi sejak triwulan III yaitu dari minus 5,34 persen ke minus 3,9 persen.

Perry juga menyatakan ekonomi Indonesia akan mampu tumbuh hingga mencapai kisaran 4,8 persen sampai 5,8 persen yang didukung oleh konsumsi, ekspor, dan investasi.

Sementara untuk inflasi diperkirakan pada level rendah yaitu di bawah 2 persen pada 2020 dan dalam kisaran tiga plus minus satu persen pada 2021.

Baca juga: Perekonomian RI mulai membaik, Gubernur BI: Masa kritis sudah berlalu

Kemudian nilai tukar rupiah akan stabil cenderung menguat serta stabilitas eksternal terjaga dengan neraca pembayaran surplus dan defisit transaksi berjalan di bawah 1,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2020 dan 2021.

Sedangkan stabilitas sistem keuangan diperkirakan terjaga meskipun saat ini kredit rendah tapi dengan proses perbaikan ekonomi maka kredit dan Dana Pihak Ketiga berkisar 7 persen sampai 9 persen.

“Kami memandang proses pemulihan ekonomi itu berlangsung. Untuk itu optimisme kinerja ekonomi tahun depan lebih baik perlu kita dorong,” tegas Gubernur BI  Perry Warjiyo.

Baca juga: Presiden Jokowi: Ekonomi Indonesia sudah lewati titik terendahnya

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020