Oslo (ANTARA News) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hassan mengatakan dana bantuan untuk upaya-upaya pelestarian dan pencegahan degradasi kualitas lingkungan hutan akan dikelola oleh lembaga khusus yang kredibel.

Hal tersebut disampaikan Menhut kepada wartawan di Oslo, Rabu, saat mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan kerja di Norwegia.

"Yang sedang dibicarakan adalah soal lembaga. Institusinya gimana, kita mengusulkan agar nanti multinational trust fund yang dipimpin oleh Pak Kuntoro Ketua UKP4. Nanti lembaga itu yang mengatur karena dananya masuk ke situ," kata Zulkifli.

Ia menjelaskan, komitmen dana bantuan merupakan salah satu bagian dari Letter of Intent (LOI) antara pemerintah Indonesia dan Norwegia.

"Saya sebagai Menhut mengharapkan seperti itu, lebih mudah. Anggotanya bisa perwakilan RI, World Bank atau macam-macam, terserah yang jelas bisa dibicarakan. Dia (lembaga trust fund-red) menangani salah satunya dana dari Norwegia," katanya.

Menhut menjelaskan kerjasama antara RI dan Norwegia tersebut merupakan langkah maju karena pembahasan mengenai pelestarian hutan dengan kompensasi dana sudah tercakup dalam pembicaraan di Copenhagen namun implementasinya minim.

"Karena yang Copenhagen kan belum jelas `legal binding`-nya maka kita lakukan secara bilateral. Nanti ada juga dengan negara-negara lain. Akan dicoba dengan Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat dan Jerman," tuturnya.

Zulkifli menjelaskan dalam kerjasama dengan Norwegia dana yang tersedia sekitar satu miliar dolar AS. Dana tersebut merupakan bagian dari komitmen negara-negara maju sebesar empat miliar dolar AS hingga lima dolar AS bagi program REDD+.

Indonesia, menurut dia, mengajukan sejumlah daerah untuk program tersebut khususnya kerjasama dengan Norwegia antara lain Riau, Jambi dan Papua.

"Kalau di Riau 700 ribu hektare kawasan hutan, di Jambi 100 ribu hektare, di Papua lebih luas lagi," kata Zulkifli.

Sementara itu Menteri Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta, mengatakan, Indonesia konsisten memelihara hutan nasional, ada maupun tidak ada bantuan dari luar negeri.

"Kita itu untuk indonesia ada atau tidak ada bantuan tetap jalan. Kita ingin memperbaiki negeri kita sendiri dan kita memperbaiki untuk membantu orang banyak," katanya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu sore waktu Oslo, bertemu dengan Perdana Menteri Norwegia, Jens Stoltenberg .

Dalam pertemuan yang berlangsung di Hagestuen Goverment Guest House tersebut, kedua pemimpin membicarakan mengenai peningkatan hubungan bilateral kedua negara khususnya kerjasama di bidang kehutanan.

Pertemuan berlangsung pukul 15.00 waktu setempat atau pukul 20.00 WIB. Pertemuan selama 30 menit itu diakhiri dengan penandatanganan Letter of Intent mengenai kerjasama kedua negara di bidang kehutanan.

LOI ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Pembangunan Internasional Norwegia, Erik Solheim.

Sementara itu Presiden Yudhoyono dan PM Stoltenberg menyaksikan penandatangan tersebut.

Sebelumnya dalam perjalanan menuju Oslo, Kepala Negara mengatakan Indonesia sangat serius dalam menjaga hutan tropis sebagai salah satu paru-paru dunia. Karena itu Presiden mengajak semua pihak di dalam negeri bersama-sama mencapai tujuan tersebut.(*)

(L.G003*P008/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010