PBB, New York (ANTARA News) - Konferensi Kaji Ulang Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT Review Conference) yang digelar Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak 3 Mei lalu dan melibatkan lebih dari 100 negara akhirnya berhasil mengeluarkan satu kesepakatan tentang langkah-langkah mewujudkan dunia yang bebas senjata nuklir.

Kendati tidak semua negara seratus persen puas, kesepakatan tersebut dianggap sebuah pencapaian penting mengingat konferensi sebelumnya pada lima tahun yang lalu gagal mengeluarkan kesepakatan.

Delegasi Indonesia yang hadir dengan dua kapasitas, yaitu sebagai Ketua Kelompok Kerja Gerakan Non Blok untuk Perlucutan Senjata dan sebagai wakil Pemerintah Indonesia, bersikap realistis terhadap kesepakatan --yang dicapai secara konsensus-- itu.

"Meskipun tidak semua posisi termuat dalam dokumen final, namun secara praktis, ini adalah satu-satunya opsi yang ada yang bisa menampung semua negara dan kelompok," kata Kuasa Usaha Ad Interim Perwakilan Tetap RI untuk PBB-New York, Duta Besar Hasan Kleib, kepada ANTARA usai mengikuti sidang penutupan NPT Review Conference di Markas Besar PBB, Jumat petang.

Indonesia sendiri tetap menyambut baik dan melihat kesepakatan yang dicapai dalam persidangan hari Jumat sebagai tambahan bagi modal perundingan-perundingan berikutnya di konferensi lima tahunan NPT Review.

"Bagi Indonesia yang penting sudah mulai ada rencana-rencana aksi yang konkret dalam perlucutan senjata secara bertahap. Nantinya tentu diharapkan akan segera tercapai perlucutan senjata nuklir secara total," kata Hasan.

Sikap serupa antara lain ditunjukkan oleh Inggris.

"Memang proses perundingan kemarin tidak mudah dan hasilnya ini adalah sebuah kompromi. Tapi ini juga menandai pertama kali dalam sepuluh tahun masyarakat internasional berhasil menyepakati upaya bersama," kata Menteri Luar Negeri Inggris William Hague.

"Sekarang, untuk pertama kali, kita punya rencana aksi yang jelas untuk memperkuat traktat (Non-Proliferasi)," tambahnya.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyambut baik tercapainya kesepakatan.

"Sekretaris Jenderal meyakini bahwa rencana aksi tersebut akan menjadi dasar yang kuat untuk memperkuat traktat dan menghadapi berbagai tantangan ke depan yang menghadang," kata Ban seperti dikutip juru bicaranya.

Deklarasi setebal 28 halaman tersebut pada persidangan Jumat disahkan setelah tercapainya kesepakatan secara konsensus.

Deklarasi memuat 22 butir rencana aksi untuk lima tahun ke depan menyangkut perlucutan senjata nuklir, penghentian penyebaran senjata nuklir; serta penghormatan terhadap hak negara-negara dalam menggunakan nuklir untuk tujuan damai.

Deklarasi 189 pihak NPT itu juga antara lain menyerukan diselenggarakannya sebuah konferensi internasional pada tahun 2012 mendatang untuk membentuk kawasan bebas senjata nuklir di Timur Tengah. (*)

(T.K-TNY/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010