Jakarta (ANTARA) - Kapal Baruna Jaya IV milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membantu pencarian kotak hitam (black box) pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

"Kami membantu pencarian black box yang sudah ditemukan keberadaannya oleh KRI Rigel," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan (BTSK) BPPT Djoko Nugroho saat dihubungi ANTARA, Jakarta, Selasa.

Djoko menuturkan Kapal Baruna Jaya (BJ) IV diperkuat 19 kru dan 18 tenaga insinyur dan teknisi.

Kapal BJ IV berangkat dari Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara pada Selasa pukul 06.00 WIB.

Baca juga: Tim SAR gabungan hari ini fokus cari kotak hitam Sriwijaya Air

Baca juga: Analis: Umur pesawat bukan penentu faktor keselamatan


Kapal tersebut berlayar menuju ke lokasi area yang sudah diduga sinyal FDR dan CVR kotak hitam yakni di titik koordinat 5°57'50" Lintang Selatan 106°34'27" Bujur Timur.

Pada 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak mengalami hilang kontak di sekitar Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.

Pesawat itu membawa 50 penumpang dan 12 awak kabin.

Pesawat bernomor registrasi PK CLC jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Hingga saat ini, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) telah berhasil menemukan sejumlah potongan bagian tubuh penumpang dan pesawat Sriwijaya Air dalam proses pencarian di Kepulauan Seribu.*

Baca juga: Dua calon penumpang Sriwijaya "diselamatkan" tes usap mahal

Baca juga: Korpolairud akan maksimalkan pencarian korban Sriwijaya Air

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021