Kami ingin agar budaya membaca tetap tumbuh kuat di kalangan anak-anak di wilayah perbatasan RI-Timor Leste.
Kefamenanu, TTU (ANTARA) - "Ayo membaca". Demikian kelimat yang tertulis didinding Aula Pos Baen, pos TNI yang menjadi tempat teduh bagi personel pengawal perbatasan negara Indonesia-Timor Leste di Desa Nainaban, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di dinding Aula Pos Baen berukuran 6 x 3 meter persegi itu terdapat pula aneka rupa gambar lainnya, mulai dari ternak sapi dan kambing, tumbuh-tumbuhan, ikan, bangunan, hingga mobil taksi.

Terdapat pula sebuah gambar seorang anak laki-laki dan seorang perempuan memegang buku bertuliskan "Buku Baca Anak Pintar".

Gambar-gambar yang terukir indah pada dinding bangunan yang sudah mulai termakan usia itu semuanya dilatari pemandangan nan hijau dan langit biro dengan awan putih.

Gambar-gambar ini sengaja dibuat oleh personel Satgas TNI Sektor Barat untuk menggairahkan anak-anak dalam mengunjungi taman baca yang disediakan TNI di Pos Baen itu.

Baca juga: Prajurit TNI ajarkan wawasan kebangsaan kepada anak di perbatasan

Di Aula Pos Baen inilah anak-anak usia dini yang berada di wilayah perbatasan dua negara itu belajar membaca satu sampai dua kali dalam seminggu.

Anak-anak juga mendapat pembinaan mental dan dimotivasi oleh para personel Satgas Yonarmed agar mereka memiliki semangat berjuang yang tinggi dalam menggapai cita-cita.

Taman baca ini didirikan oleh Satgas Pamtas Sektor Barat sejak September 2020. Anak-anak sangat antusias untuk mengunjungi taman baca Pos Baen ini.

Pembantukan taman baca ini berangkat dari adanya keterbatasan saran dan prasarana belajar untuk anak-anak yang tinggal di wilayah perbatasan NTT-Timor Leste.

Selanjutnya, ruangan kosong di Pos Baen dijadikan aula untuk jadi taman baca anak-anak. Taman baca ini dilengkapi dengan buku-buku dari satuan.

Anak-anak berkunjung pun tidak sering, terkadang seminggu sekali atau 2 kali mengunjungi taman baca yang ada di Pos Baen.

"Kami ingin agar budaya membaca tetap tumbuh kuat di kalangan anak-anak di wilayah perbatasan RI-Timor Leste. Itu alasan kenapa layanan taman baca ini digelar," kata Dansatgas Yonarmed 3/105 Tarik Letkol Arm. Laode Irwan Halim.

Kebiasaan membaca yang tinggi akan berdampak positif bagi anak-anak tumbuh menjadi anak yang percaya diri, mandiri, dan berwawasan luas.

Baca juga: Satgas Yonif Raider 100/PS bagikan sembako ke warga perbatasan RI-PNG

Kebiasaan membaca juga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah sehingga harapannya taman baca ini bisa merangsang kemampuan mereka.

Selain membaca, anak-anak juga dibina dan dimotivasi para personel Satgas Yonarmed agar mereka memiliki semangat berjuang yang tinggi dalam menggapai cita-cita.

Sebisa mungkin pihaknya membuat layanan taman baca ini menjadi sarana belajar anak-anak yang menyenangkan.

"Kami ingin anak-anak menjadi nyaman ketika sedang belajar di sini dengan menggabungkan metode belajar sambil bermain," kata Irwan Halim.

Apresiasi juga datang dari Kepala SDK Yaperna Siman Elias Docarmo. Ia mendukung Satgas Yonramed dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia anak-anak di wilayah itu melalui taman baca.

Apalagi, kehadiran taman baca ini di tengah pandemi COVID-19. Wabah yang melanda Tanah Air ini menyebabkan proses belajar mengajar tidak berjalan secara normal sehingga berdampak pada perkembangan anak.

Dalam proses belajar melalui sistem daring (online), misalnya, tidak semua anak didik bisa ikut terlibat aktif karena berbagai kendala, mulai dari infrastruktur jaringan telekomunikasi hingga kemampuan orang tua membeli perangkat lunak, seperti telepon genggam maupun komputer.

Kondisi ini tidak hanya dialami oleh anak-anak didik di pedalaman NTT, tetapi juga dialami anak-anak yang hidup di perkotaan.

Di Kota Kupang, misalnya, tidak hanya anak didik pada jenjang pendidikan dasar maupun SMP dan SMA yang kesulitan mengikuti proses belajar secara daring, tatapi juga mahasiswa karena ketidakmampuan orang tua membeli perangkat telepon genggam.

Elias Docarmo merasa senang karena anak-anak bisa tetap belajar di tengah pandemi COVID-19 lewat layanan taman baca ini. Selain itu, mereka juga mendapat pembinaan mental.

Melalui pembinaan dari para personel Satgas Yonramed itu, harapannya membuat anak-anak di wilayah perbatasan tumbuh menjadi generasi yang berkarakter unggul dan berwawasan luas.

Baca juga: 1.000 calon bintara asli Papua "digembleng" di sejumlah Rindam

Menjadi Prajurit

Personel Satuan Tugas Yonarmed 3/105 Tarik yang bertugas di wilayah perbatasan ini tidak saja memberi perhatian pada anak-anak usia sekolah, tetapi juga membina para pemuda di perbatasan negara itu untuk mewujudkan cita-cita mereka menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Pembinaan fisik dan mental kami berikan agar warga di wilayah perbatasan negara yang bercita-cita sebagai anggota TNI dapat mempersiapkan diri sedini mungkin agar lebih matang," kata Letkol Arm Laode Irwan Halim.

Ia mencontohkan pembinaan terhadap dua warga Desa Alas Selatan, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Pulinus Ariantius Efi (19) dan Dominggus Laku (18) yang sebelumnya gagal saat seleksi Sekolah Calon Bintara (Secaba) TNI AD pada tahun 2020.

Menurut dia, setiap warga negara memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk menjadi seorang prajurit TNI, termasuk warga di wilayah perbatasan negara.
Seorang personil TNI dari Satuan Tugas Yonarmed 3/105 Tarik sedang melati dua pemuda di perbatasan NTT-Timtim. Kedua pemuda ini berkeinginan untuk menjadi prajurit TNI. ANTARA/HO-Satgas Yonarmeda 3/105 Tarik/aa.

Kendati demikian, segala sesuatu harus dipersiapkan agar penuhi semua hal yang dipersyaratkan sebelum nantinya dididik menjadi seorang prajurit TNI yang sebenarnya.

Ia pun mengapresiasi semangat dan kegigihan beberapa pemuda di perbatasan dalam berlatih meskipun mereka sudah pernah gagal mengikuti seleksi pada tahun sebelumnya.

Setelah membantu orang tuanya bekerja di ladang, mereka datang ke pos untuk latihan. Dalam hal ini, anggota TNI hanya membantu mengasah dan meningkatkan kemampuan mereka dengan harapan mereka tidak gagal lagi.

Selain itu, pihaknya telah memberikan pesan kepada pemuda binaan bahwa hal utama yang dituntut ketika menjadi prajurit TNI baik perwira, bintara, maupun tamtama adalah kesiapan dan kerelaan berkorban untuk negara.

Menjadi prajurit TNI merupakan impian hidup Dominikus Laku sejak kecil.

"Saya siap dibina secara fisik dan mental agar lebih siap ikuti seleksi yang akan datang," kata Dominikus Laku, warga setempat.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada anggota Satgas Yonramed yang bersedia membina warga setempat. Oleh karena itu, dia harus sungguh-sungguh berlatih agar bisa lolos seleksi.

Pengabdian dan jasa baik seluruh personel TNI selama mengawal wilayah perbatasan, tentu akan selalu dikenang oleh warga yang bermukim di tepian negeri ini.

Baca juga: Sempat tak diapresiasi usai jadi Juara dunia karate, Fauzan Noor kini lulus seleksi Secaba unggulan

Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021