Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore menguat menembus level psikologis Rp14.000 per dolar AS didorong sentimen paket stimulus tambahan di Amerika Serikat.

Rupiah ditutup menguat 8 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp13.995 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.003 per dolar AS.

"Dolar AS terus melemah karena ekspektasi mega stimulus AS," kata analis Asia Valbury Futures Lukman Leong di Jakarta, Selasa.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan jika Kongres menyetujui paket bantuan fiskal presiden senilai 1,9 triliun dolar AS, Amerika dapat kembali bekerja penuh tahun depan.

Yellen mengatakan tingkat pengangguran AS akan tetap tinggi untuk tahun-tahun mendatang tanpa dukungan tambahan.

Paket stimulus tersebut hampir disahkan pada Jumat (5/2) ketika anggota parlemen menyetujui garis besar anggaran, yang akan memungkinkan Demokrat untuk mengeluarkannya melalui Kongres AS tanpa dukungan dari Partai Republik.

Sementara itu dari domestik, lanjut Lukman, masih relatif minim sentimen yang memengaruhi nilai tukar.

"Mungkin hanya risk appetite di bursa yang ikut menopang rupiah," ujar Lukman.

Lukman memproyeksikan rupiah akan cenderung menguat sepanjang pekan. Rupiah diprediksi akan bergerak di kisaran Rp13.750 per dolar AS hingga Rp14.050 per dolar AS pada minggu ini.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.008 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.995 per dolar AS hingga Rp14.008 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menunjukkan rupiah stagnan di level Rp14.000 per dolar AS, atau sama dibanding posisi penutupan pada hari sebelumnya.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021