Parepare (ANTARA News) - Operasi pencarian korban akibat tenggelamnya KM Teratai Prima di Perairan Majene, Sulawesi Barat, resmi dihentikan pada Selasa, pukul 21.00 Wita. Upacara penutupan operasi tersebut dipimpin Search Mission Coordinator (SMC) atau Koordinator Misi Pencarian Tim SAR Gabungan, Kolonel Laut Jaka Santosa, kata Humas Badan SAR Makassar, Dewi Meliyana di Parepare. Menurutnya, hingga berakhirnya operasi pada hari kesepuluh, jumlah korban tenggelam yang ditemukan sebanyak 44 orang, 35 orang diantaranya selamat dan sembilan dinyatakan meninggal. Disebutkannya sesuai keterangan resmi Tim SAR Gabungan, total penumpang yang hilang sebanyak 262 orang. Namun hanya 172 orang yang terdaftar dalam manifes, termasuk 17 Anak Buah Kapal (ABK). Kendati telah dihentikan, Dewi mengatakan, jika ada masyarakat yang memiliki informasi atau menemukan jenazah korban tenggelam KM Teratai Prima, dapat menghubungi pihak Pangkalan TNI AL (Lantamal) VI Makassar, Kantor SAR Makassar, Administrator Pelabuhan (Adpel) Parepare ataupun kepolisian setempat. Sementara itu, sebelum penutupan operasi ini, puluhan keluarga korban bersama pihak Tim SAR Gabungan melakukan upacara tabur bunga di perairan Tanjung Lero, Parepare. Tabur bunga sebagai tanda duka mendalam ini, dilakukan di geladak sejumlah kapal pencari yang dioperasikan selama ini, antara lain, KRI Untung Suropati, KRI Kakap, KN Alugara dan KP Belibis. Mereka berdoa bersama memohon kepada Tuhan agar arwah korban kapal tenggelam KM Teratai Prima diterima di sisiNya, serta keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi cobaan tersebut. Usai tabur bunga yang berlangsung sekitar 30 menit, keempat kapal tersebut kembali merapat ke dermaga pelabuhan rakyat Cappa Ujung. Sementara dua kapal lain milik Polri dan TNI-AL tetap melakukan pencarian korban KM Teratai Prima dengan menyisir Perairan Majene, Sulbar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009